kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,44   -1,31   -0.15%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cermati Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed di Tengah Musim Dividen Bulan Mei


Minggu, 08 Mei 2022 / 18:04 WIB
Cermati Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed di Tengah Musim Dividen Bulan Mei
ILUSTRASI. Cermati Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed di Tengah Musim Dividen Bulan Mei


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, sepanjang musim dividen pada bulan Mei ini, kemungkinan investor masih tetap mencermati emiten-emiten yang membagikan dividen secara rutin. Apalagi yang mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama lalu, seperti pada saham-saham perbankan.

"Jika emiten tersebut dalam lima tahun terakhir, termasuk melewati masa awal pandemi mencatatkan kinerja relatif stabil, maka akan cukup menarik bagi investor dengan ekspektasi memperoleh dividen yang konsisten ke depannya," jelas Ivan.

Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed

Di sisi lain, Daniel mengingatkan terkait dampak kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin atau 0,5% pada Rabu (4/5) lalu. Menurutnya, pembagian dividen memang akan memberikan sentimen positif untuk jangka pendek. Tapi pelaku pasar akan lebih mencermati efek dari keputusan The Fed tersebut.

Daniel memandang, dampak dari kenaikan suku bunga The Fed akan terasa dalam jangka menengah - panjang. Apalagi apabila nantinya kebijakan The Fed diikuti juga oleh Bank Indonesia, yang mana hal tersebut bisa menjadi katalis negatif untuk pasar saham. 

Pasalnya, kenaikan suku bunga ini akan berpotensi membuat capital outflow investor asing dan berpotensi membuat Rupiah bergerak melemah terhadap Dolar.

Baca Juga: IHSG Diramal Sentuh 7.750 Tahun Ini, Ini Daftar Saham Jagoan BRI Danareksa Sekuritas

"Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan membuat investor cenderung menghindari aset berisiko seperti saham dan kembali melirik investasi yang lebih aman deposito atau obligasi," terang Daniel.

Di samping itu, faktor eksternal lainnya yang akan dicermati investor adalah eskalasi konflik Rusia-Ukraina, yang juga akan menjadi faktor penggerak harga komoditas maupun pasar pada pekan paska libur lebaran.

Di tengah kondisi seperti ini, Daniel menyebut bahwa pelaku pasar bisa mencermati sektor yang terkena dampak positif dari kenaikan suku bunga, seperti sektor perbankan. Di sisi lain, dapat menghindari sektor yang terkena dampak negatif dari kenaikan suku bunga seperti sektor konstruksi, teknologi atau properti.

Sejalan, Nico juga melihat kenaikan tingkat bunga akan menjadi perhatian investor. Terlebih, IHSG pun berpotensi untuk mengalami koreksi. Namun, fundamental ekonomi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan bagi IHSG untuk menahan tekanan tersebut, sehingga koreksi akan cenderung terbatas dan hanya memberikan reaksi jangka pendek.

Baca Juga: Masih Tren Bullish, Begini Rekomendasi Saham AKR Corporindo (AKRA) dari Analis

"Menunggangi volatilitas memang penting, namun tidak sampai hanyut juga hal terpenting. Panjangkan durasi investasi apabila tidak ingin mengikuti volatilitas. Namun siapkan strategi apabila ingin bertransaksi jangka pendek," ujar Nico.

Dia juga mengingatkan bahwa di tengah kondisi saat ini, dividen memang merupakan pemanis, tapi bukan berarti menjadi sesuatu hal yang dapat mengubah pasar menjadi positif. "Biar bagaimanapun sentimen global sangat mempengaruhi, apalagi di tengah situasi dan kondisi Bank Sentral di berbagai negara menaikkan tingkat suku bunga mereka," tandas Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×