Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun lalu, pengembang properti terbesar di Indonesia, Grup Lippo, tenggelam dalam utang. Untuk menyelamatkan perusahaannya, taipan Mochtar Riady sekaligus pendiri grup Lippo meminta bantuan kepada cucunya John Riady.
Mengutip Bloomberg, lulusan Wharton School tersebut awalnya enggan. Namun akhirnya, John Riady setuju menyelamatkan kapal andalan keluarga Riady dari utang. Salah satu rencana yang sudah dilakukan adalah rights issue US$ 788 juta di Juli 2019, penjualan aset, dan pembayaran kembali (refinancing) utang.
"Perubahan ini akan mengembalikan arus kas menjadi positif di tahun depan, sementara itu perusahaan akan terus membuang aset non-inti untuk mengurangi utang," kata John Riady kepada Bloomberg, Rabu (11/9).
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) dikabarkan akan menggelar roadshow di sisa September 2019
Lanjutnya, ini terlihat dari saham perusahaan ini yang telah melonjak 37% sejak dia menjadi Direktur Utama PT Lippo Karawaci Tbk pada Maret 2019 lalu. Sementara itu, obligasi dolarnya juga menguat.
John juga menjelaskan bahwa Grup Lippo akan tetap fokus pada pengembangan properti dan perawatan kesehatan, bisnis warisan yang relatif terlindungi dari revolusi digital. Mereka berambisi menjadi salah satu perusahaan real estate terbesar di Asia Tenggara dalam dua dekade menyaingi Ayala Land Inc dan Singapore CapitaLand Ltd lewat Meikarta project.
Baca Juga: Jual Mal dan Rumahsakit, LPKR Kantongi Dana Segar Rp 4 Triliun
John juga menjelaskan, salah satu hal yang membuat John ragu mengemban bisnis keluarganya adalah soal suap persetujuan pembangunan Meikarta. Kasus ini menyeret James Riady yang notabene ayahnya, ikut diselidiki.
Kendati begitu ada salah satu anggota keluarganya yang meyakinkan John untuk mengambil tanggung jawab tersebut. "Kamu tidak akan default, kamu akan memperbaikinya," ujar John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News