Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Amati bisnis
Iwan mengatakan dari start up, pemikirannya jadi terus berkembang pada bisnis atau sektor apa yang akan populer di masa yang akan datang. Hingga akhirnya, Iwan juga berinvestasi pada production house pembuat film karena dia memproyeksikan ekonomi di dunia kreatif akan berkembang.
Dari segudang pengalamannya dalam berinvestasi, Iwan mengatakan untuk masuk ke instrumen investasi yang berisiko tinggi tentunya harus dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni. Jadi, jangan tergiur oleh potensi keuntungannya saja. "Investasi harus paham betul, tidak bisa hanya mengikuti kata orang," kata Iwan.
Jika investasi Anda mengalami kerugian, Iwan juga menyarankan jangan sampai kapok untuk berinvestasi kembali. Iwan mengenang untung saja saat dirinya mencoba investasi forex dan gagal baru menggunakan modal yang ia nilai kecil. "Modal kecil kalau rugi kapoknya enggak selamanya, yang repot kalau awal coba investasi dengan modal besar lalu gagal," kata Iwan.
Selain itu, investor pula juga harus menyadari seperti apa profil risiko mereka. "Sebesar apa toleransi risiko yang bisa ditanggung itu penting dipertimbangkan," kata Iwan. Bagi investor yang sadar akan risiko dan toleransi kerugiannya cenderung cukup sabar dalam berinvestasi. Iwan mencontohkan tidak jarang investor saham cepat melakukan cut loss saat ketidakpastian yang sifatnya sementara datang.
Baca Juga: Potensi Rugi di Asabri Capai Rp 17 Triliun
Padahal, bisa saja saham tersebut akan kembali menguat. Iwan melihat keputusan investasi yang kurang tepat lebih disebabkan bukan karena investor tidak mengerti pasar melainkan karena tidak sabar dan cenderung tidak menyesuaikan dengan profil risikonya masing-masing.
Diversifikasi instrumen investasi juga penting dilakukan oleh investor pemula. Selain itu, jangan takut untuk mencoba beragam instrumen investasi baru yang memang sudah mendapat izin dari pemerintah. Iwan pun memiliki investasi di peer to peer lending dan bitcoin.
Terakhir, investor juga harus bisa mengontrol emosi saat mengejar keuntungan. Baiknya juga diimbangi dengan metode investasi secara bertahap atau dollar cost averaging (DAC). "Coba saja disiplin reguler melakukan pembelian investasi," kata Iwan.
Baca Juga: Yuk intip 5 strategi investasi yang dipakai Warren Buffett, patut dicontoh investor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News