Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 14,97 poin atau 0,21% ke 7190.988 pada akhir perdagangan Jumat (15/12). Dalam sepekan pertama bulan ini, IHSG juga turut menguat sebanyak 0,44% pada periode 11-15 Desember 2023.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, penguatan IHSG sepanjang pekan ini dipengaruhi oleh pergerakan bursa global, di mana terdapat rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dapat dikatakan melandai ke angka 3,1% year on year (YoY).
Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di angka 5,5%.
“Ke depannya, The Fed merencanakan adanya pivoting sebesar 75 basis points (bps),” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Baca Juga: Net Buy Asing Membanjiri IHSG, Window Dressing Dimulai
Pada pekan depan, Herditya memprediksi akan ada beberapa rilis data, seperti suku bunga China, lalu rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan angka gross domestic product (GDP) AS.
Sedangkan untuk proyeksi pekan depan, dia mencermati pergerakan IHSG masih berpeluang menguat dengan support di 7.150 dan resist 7.215.
Adapun untuk saham, ia merekomendasikan untuk mencermati saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan target harga Rp 6.300-Rp 6.600 per saham.
Selanjutnya, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dengan target harga Rp 1.040-Rp 1.060 per saham dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan target harga senilai Rp 1.335-Rp 1.400 per saham.
Sementara itu, Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin menyampaikan, IHSG pada minggu ini mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,44%.
“Meski begitu kami nilai pada pekan depan IHSG akan cenderung bearish dengan level resistance 7.200, dan support di posisi 7.000,” ujar Shin saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat ke 7.190,9 di Hari Ini, TPIA, UNVR, INDY Jadi Top Gainers LQ45
Selain itu, Shin menyampaikan aksi jual selektif pada sejumlah saham teknologi dan bank digital, menjadi salah satu faktor yang menekan IHSG di perdagangan pada minggu depan.
Kendati demikian, menurut dia katalis global dan domestik cenderung positif. Hal itu seiring dengan penurunan imbal hasil United States (US) Treasury tenor 10 tahun di level 4%, menyusul pernyataan dovish The Fed untuk memangkas suku bunga di tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News