kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cek Kinerja Instrumen Investasi di Kuartal I 2023, Ini yang Memberi Return Tertinggi


Senin, 03 April 2023 / 05:41 WIB
Cek Kinerja Instrumen Investasi di Kuartal I 2023, Ini yang Memberi Return Tertinggi
ILUSTRASI. Kondisi pasar yang bergejolak dalam kuartal I tahun 2023 membuat kinerja sejumlah instrumen investasi bervariasi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang bergejolak dalam kuartal I tahun 2023 membuat kinerja sejumlah instrumen investasi bervariasi.

Sebagai informasi, kinerja instrumen saham di kuartal I tahun 2023 cenderung bergerak sideways. Tercatat, kinerja Indeks KOMPAS100 naik tipis 0,09% selama 3 bulan. Sementara, kinerja IHSG turun 0,66% selama 3 bulan.

Kinerja instrumen obligasi pemerintah di kuartal I 2023 naik 2,44%. Sementara, kinerja obligasi korporasi di kuartal I 2023 naik 2,17%

Instrumen pasar uang di kuartal I 2023 menunjukkan kinerja yang cukup baik. Kinerja dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah selama 3 bulan terakhir sebesar 3,80%.

Untuk komoditas, kinerja emas di kuartal I 2023 tercatat naik. Kinerja emas spot pada kuartal I 2023 ini naik 7,96%. Sementara, emas Antam naik 5,06%.

Bitcoin termasuk instrumen yang pada kuartal I 2023 ini mengalami kenaikan paling signifikan, yaitu sebesar 72,10%.

Baca Juga: Ini Evaluasi Kinerja Instrumen Investasi pada Kuartal I Tahun 2023

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi memaparkan sejumlah sentimen pergerakan kinerja instrumen investasi beserta dampaknya terhadap kinerja produk HPAM.

Reza mengatakan, pasar obligasi bergerak cenderung stabil. Sentimen yang mempengaruhinya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat, valuasi yang atraktif, pivot kebijakan The Fed, penurunan inflasi Amerika Serikat (AS), serta penguatan mata uang rupiah.

“Hal itu membuat performa HPAM Ultima Obligasi Plus per 30 Maret 2023 naik sebesar 1,94%, HPAM Government Bond naik sebesar 1,8%, dan HPAM Pendapatan Tetap Prima naik 1,51%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (31/3).

Untuk saham, Reza melihat, pergerakannya masih sideways pada kuartal I 2023. Penyebab pendorong kinerja IHSG di kuartal I 2023 adalah fundamental ekonomi domestik Indonesia yang masih kuat, serta potensi perlemahan dolar AS dan penguatan nilai tukar rupiah.

Hal itu membuat performa sejumlah produk HPAM per 30 Maret 2023 naik, seperti HPAM Syariah Ekuitas naik sebesar 4,8% dan HPAM Saham Dinamis naik 0,88%.

Namun, ada juga produk yang turun pada kuartal I 2023, seperti HPAM Syariah Berkah yang turun 1,06%, Ultima Ekuitas 1 turun sebesar 2,25%, dan Smart Beta Ekuitas turun 3,03%.

Reza mengatakan, kinerja instrumen pasar uang di kuartal I 2023 mumpuni, dengan sentimen valuasi obligasi pasar uang yang tenornya lebih rendah dari 1 tahun.

“Sehingga, selain dari kupon dan bunga obligasi, terdapat juga potensi capital gain. Hal itu membuat performa HPAM Ultima Money Market naik sebesar 1,19%,” katanya.

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing dalam Sepekan

Menurut Reza, agar portofolio investasi bisa menghasilkan cuan, investor bisa menerapkan konsep strategic asset allocation (SAA).

Jika proporsi aset kelas, seperti saham, telah mengalami peningkatan nilai yang signifikan dan secara bobot telah bergeser dari SAA investor, maka sebaiknya investor melakukan switching atau realisasi return di kelas aset tersebut.

“Investor lalu bisa masuk ke kelas aset lain, seperti obligasi atau pasar uang, agar proporsi SAA masih tetap terjaga,” ungkapnya.

Untuk kuartal II 2023, Reza melihat, pasar uang bisa menjadi pilihan aman investor memarkirkan dananya, karena imbal balik hasil yang lebih stabil.

“Sementara, obligasi memilki tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dan capital gain akibat perubahan yield curve. Saham memiliki risiko lebih tinggi, mengingat valuasi IHSG yang menarik, tetapi volatilitasnya sangat tinggi,” paparnya.

Reza mengatakan, masing-masing investor bisa menggunakan porsi portofolio instrumen investasi yang berbeda-beda agar mampu menghasilkan keuntungan di kuartal II 2023.

Bagi investor konservatif, sebaiknya menaruh 80% dana di pasar uang dan 20% dana di obligasi.

Untuk investor moderat, dapat mengalokasikan 20% dana di pasar uang, 60% di obligasi, dan 20% di saham.

“Sementara, untuk investor agresif, dapat mengalokasikan 10% dana di pasar uang, 10% di obligasi, dan 80% di saham,” kata Reza.

Baca Juga: Kinerja Saham Sektor Poultry Negatif, Bagaimana Rekomendasi Analis?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×