kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

CDS rekor terendah, pasar obligasi prospektif


Kamis, 14 September 2017 / 17:49 WIB
CDS rekor terendah, pasar obligasi prospektif


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Tingkat persepsi risiko investasi emerging market termasuk Indonesia kian membaik. Hal tersebut tercermin dari angka credit default swap (CDS) untuk surat utang tenor lima tahun yang mencapai rekor terendah sepanjang masa di angka 96.008. Level CDS lima tahun turun 39,19% secara year-to-date.

Kepala Divisi Operasional Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohammad Ihsan menjelaskan, CDS merupakan salah satu indikator persepsi risiko. "CDS rendah sebenarnya menunjukkan preferensi risiko kita saat ini di mata investor cukup rendah," kata Ifan. Kamis (14/9).

Ifan menilai, rendahnya angka CDS yang Indonesia terima wajar terjadi, karena secara fundamental ekonomi Indonesia saat ini sedang kuat. "Lihat saja, rilis data makro ekonomi cukup menggembirakan," katanya. Faktor pendukungnya itu cadangan devisa Indonesia tinggi, pertumbuhan ekonomi terjaga dan inflasi yang terkendali.

Dengan CDS yang semakin rendah, Ifan mengatakan, tentu implikasinya pada yield obligasi Indonesia yang juga ikut menurun. Hal ini berdampak positif karena bisa menambah daya tarik investor asing untuk terus masuk ke pasar obligasi Indonesia.

"Investor asing menganggap risiko investasi di Indonesia sudah rendah, namun masih memberikan yield yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara yang mirip," kata Ifan. Apalagi, ditunjang dengan lembaga rating yang sudah kompak memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia.

Negara yang menjadi kompetitor Indonesia untuk mendapat investor asing adalah India. Menurut Ifan, India masih di depan Indonesia dari sisi risiko dan imbal hasil. "Hal ini cukup menjadi pesaing untuk mendapat investor asing," katanya.

Penurunan CDS juga terjadi pada emerging market atau negara-negara berkembang. Ifan memprediksi CDS yang kompak turun biasanya disebabkan persepsi risiko global yang juga melandai. "Kalau dilihat faktor ketegangan geopolitik Semenanjung Korea sepertinya sudah agak mereda sehingga menyebabkan risiko global menurun," imbuh Ifan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×