CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.933   -43,00   -0,27%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

CDS Indonesia sentuh rekor terendah


Selasa, 09 Januari 2018 / 21:10 WIB
CDS Indonesia sentuh rekor terendah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit Default Swamp (CDS) Indonesia tenor 5 tahun maupun 10 tahun kembali mencetak rekor terendah. Ini artinya, persepsi risiko investasi Indonesia terus membaik.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/1), CDS tenor 5 tahun berhasil menyentuh level terendahnya, yakni 77,00. CDS tenor 10 tahun juga  berada di level terendahnya, yakni 142,26 per Senin (8/1).

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, tren penurunan CDS sudah terjadi sejak pertengahan Desember lalu. Penyebabnya, Indonesia mendapat kenaikan peringkat utang oleh Fitch Ratings dari BBB- menjadi BBB. “Indonesia sedang menikmati efek kenaikan rating utangnya,” katanya kepada KONTAN, hari ini.

Berkat kenaikan peringkat, investor asing semakin tertarik untuk memburu surat utang Indonesia. Dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) pun meningkat pesat dari awal tahun hingga Senin (8/1) lalu sebesar Rp 19,73 triliun.

Selain itu, Made tidak memungkiri penerbitan global bond bulan Desember lalu oleh pemerintah senilai US$ 4 miliar yang berlangsung sukses juga membantu penurunan CDS.

Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan menilai, tren penurunan CDS sebenarnya juga terjadi di sejumlah negara emerging market, seperti Kolombia dan Panama. Hal ini menunjukkan adanya pengurangan sentimen berskala global.

Dari sisi eksternal, Ariawan berpendapat euforia kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat dan pengesahan undang-undang reformasi pajak di negara tersebut telah usai sejak akhir bulan lalu.

Sebaliknya, para pelaku pasar tengah menanti dampak kedua kebijakan tersebut terhadap pemulihan ekonomi AS yang sayangnya belum terlihat. “Mungkin 1 atau 2 bulan ke depan baru bisa terlihat,” ujarnya.

Oleh karena itu, Indonesia diuntungkan karena mendapat sejumlah sentimen positif domestik di saat tekanan dari luar negeri cenderung minim untuk saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×