Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Proyek bernilai lebih dari US$ 30 miliar telah diumumkan oleh Kementerian BUMN. Pemerintah Indonesia berharap Indonesia akan menjadi pusat produksi bahan baterai dan kendaraan listrik, termasuk komitmen yang ada dari LG Chem dan CATL. Investasi tambahan akan menawarkan dukungan lebih lanjut seperti ambisi Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan negara sebagai pusat regional utama dalam industri ini.
Baca Juga: Geser ANTM dan INCO, Morowali Industrial (IMIP) kuasai 50% pasar nikel nasional
Induk usaha ANTM, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan produsen listrik negara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga akan ikut bekerja sama di bawah induk perusahaan Indonesia Battery.
Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak menjelaskan, bisnis itu akan memproduksi sel lithium-ion dan bekerjasama dengan Aneka Tambang dan lainnya.
Menurut Allan Ray Restauro, analis BloombergNEF, kurangnya produksi baterai lithium-ion yang ada di Indonesia menjadi tugas yang menantang dalam mengembangkan industri mobil listrik. Sementara Indonesia berada di peringkat belakang diantara negara tetangga dalam hal penelitian dan pengembangan. "Banyak hal yang harus dilakukan untuk merangsang permintaan lokal akan kendaraan listrik," kata Allan.
"Produksi bahan nikel untuk baterai sudah dikembangkan di empat lokasi high pressure acid leaching (pabrik yang dapat mengubah bijih berkualitas lebih rendah di Indonesia menjadi bahan kimia kelas baterai) semakin meningkat," kata Seto dalam wawancara minggu lalu seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Gandeng perusahaan China dan Korea, konsorsium MIND ID akan bangun dua pabrik baterai
Dia menambahkan, setidaknya satu pabrik bisa mulai berproduksi sebelum akhir tahun depan, jika perizinan lingkunan dan rencana pengelolaan limbah selesai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News