kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Catat Kenaikan Marketing Sales, Saham Emiten Properti Masih Tak Bergairah


Minggu, 21 Juli 2024 / 22:04 WIB
Catat Kenaikan Marketing Sales, Saham Emiten Properti Masih Tak Bergairah
ILUSTRASI. Karyawan melintas di loby kantor PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS), Jakarta, Selasa (25/06/2024). Emiten bidang properti, real estate dan kawasan pariwisata ini melakukan Public Expose Insidentil pada selasa (25/06/2024) di Jakarta. Kegiatan ini sebagai revisi laporan keuangan SOTS periode 31 Desember 2023 dan 31 Maret 2024 yang dianggap kurang lengkap oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/06/2024


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih

JAKARTA. Gula-gula Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah untuk sektor properti nampaknya belum bisa mendorong prospek saham emiten properti.  

Kalau dicermati mayoritas emiten properti mencatatkan pertumbuhan pendapatan pra penjualan alias marketing sales. Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang telah mengantongi marketing sales Rp 1,7 triliun per Juni 2024. 

Ini setara dengan 34% dari target marketing sales SMRA sebesar Rp 5 triliun. Jika dibandingkan capaian di semester I-2023 sebesar Rp 1,6 triliun, marketing sales SMRA tumbuh 6,25% secara tahunan atau Year on Year (YoY). 

 

Kemudian ada PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun di semester I-2024 atau melesat 191% YoY. Jumlah itu setara dengan 60% dari target marketing sales sebesar Rp 5,5 triliun. 

Dari sisi penyaluran kredit properti, pertumbuhannya pun tampak terakselerasi per Mei 2024. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit properti secara keseluruhan tumbuh 10,55% YoY menjadi Rp 896,9 triliun. 

Angka tersebut sekaligus penyaluran kredit properti tertinggi sepanjang 2024 berjalan. Adapun pertumbuhan kredit properti di April 2024, tercatat hanya sekitar 9,78% secara tahunan.

Sayangnya, pergerakan saham emiten properti tak sejalan dengan kenaikan penyaluran kredit dan raihan marketing sales. Ini tercermin dari pergerakan indeks IDX sektor properti dan real estate yang anjlok 10,42% secara year to date per Jumat (19/7). 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan secara keseluruhan insentif yang diberikan pemerintah untuk sektor properti berdampak positif bagi industri properti. 

"Namun insentif PPN DTP bagi sektor properti ini masih dibayangi oleh sentimen suku bunga tinggi, yang akhirnya menekan konsumsi masyarakat," ucap dia saat dihubungi Kontan, Minggu (21/7). 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan Emiten Kawasan Industri

Menurut Nico, saat ini investor masih melihat prospek emiten properti kurang menarik karena bayang-bayang suku bunga yang tinggi. Alhasil, tak banyak saham emiten properti yang melaju kencang. 

Namun tidak sedikit beberapa emiten properti yang mengatur ulang strateginya dengan menyasar segmen pasar tertentu. Salah satunya merambah ke sektor konsumen kelas menengah dan bawah. 

Adapun untuk saat ini, Nico bilang investor dapat mencermati CTRA dan BSDE. Hingga akhir perdagangan Jumat (19/7), CTRA parkir di level Rp 1.225 per saham dan BSDE di posisi Rp 1.040 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×