Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran uang alias cashflow beberapa emiten ritel terpantau tengah mengalami penurunan.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) baru memberikan penjelasan ke Bursa, termasuk terkait piutang perusahaan yang fluktuatif.
LPPF membukukan akun piutang usaha pihak ketiga yang cukup fluktuatif. Pada laporan keuangan periode 31 Desember 2022, LPPF membukukan peningkatan piutang usaha pihak ketiga sebesar 150% dibandingkan tahun 2021, atau menjadi Rp 64,5 miliar.
Kemudian, per 31 Maret 2023 dan 30 Juni 2023, LPPF membukukan penurunan piutang usaha pihak ketiga masing-masing sebesar 22% dan 1%. Per 30 Juni 2023, piutang usaha pihak ketiga LPPF tercatat sebesar Rp 49,5 miliar.
Baca Juga: Sektor Komoditas Diproyeksi Terdampak El Nino, Cek Rekomendasi Sahamnya
Pjs. Corporate Secretary LPPF Susanto mengatakan, pihaknya memiliki umur piutang kurang dari seminggu karena mereka berada dalam bisnis ritel.
“Kami memiliki jangka waktu pembayaran berkisar antara 30 hari - 90 hari dengan sebagian besar pemasok kami,” ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (13/9).
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) juga mencatatkan kenaikan piutang pihak ketiga di semester I 2023. MAPA mencatatkan kenaikan utang usaha pihak ketiga ke Rp 748,9 miliar di semester I 2023, naik dari Desember 2022 sebesar Rp 653,3 miliar.
MAPI mencatatkan utang lain-lain dari pihak ketiga sebesar Rp 1,13 triliun, naik dari Desember 2022 sebesar Rp 908,1 miliar.
Sementara, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencatatkan piutang pihak ketiga Rp 38,3 miliar pada semester I 2023, naik dari Desember 2022 sebesar Rp 21,3 miliar.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, cashflow emiten ritel mayoritas sedang mengalami penurunan.
“Namun, di sisi lain, tingkat penjualannya juga mengalami kenaikan. Sehingga, selisih tersebut masih dalam batas wajar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/9).
Fajar menuturnya, rasio likuiditas para emiten ritel mayoritas juga masih di atas batas wajar aman. Misalnya, dari current ratio yang membandingkan aset lancar dengan kewajiban jangka pendeknya, mayoritas emiten masih berada di atas 1 kali.
“Namun, untuk LPPF rasionya ada di area yang mengkhawatirkan, yaitu 0,4 kali. Sehingga, cukup berisiko bagi likuiditas emiten,” tuturnya.
Baca Juga: Penjualan Ritel Mungkin Naik pada Agustus 2023, Ini Sebabnya
Untuk semester II 2023, Fajar melihat, prospek kinerja emiten ritel masih cukup positif didukung oleh beberapa sentimen. Misalnya, sentimen pemilu dan tahun politik yang akan mendongkrak daya beli konsumen dan belanja pemerintah.
Sementara, faktor pemberatnya adalah seputar level suku bunga yang masih di level tinggi secara historis.
“Hal itu berpotensi menekan kinerja emiten ritel yang mempunyai rasio utang tinggi,” paparnya.
Fajar merekomendasikan buy untuk MAPI dengan target harga Rp 1.995 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News