Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Banyak jalan menuju cuan. Setiap investor pasti punya strateginya masing-masing untuk memaksimalkan profit, dari investasi Bitcoin yang mereka miliki. Tergantung kebutuhan, tujuan investasi, dan karakter investor tersebut, apakah tipe investor yang agresif atau yang tergolong santai?
Bagi Anda yang baru saja mulai investasi Bitcoin, ada beberapa cara trading Bitcoin yang bisa Anda coba untuk memaksimalkan keuntungan.
Gunakan strategi jangka panjang
Harga Bitcoin, dan aset kripto lainnya secara umum, bisa naik dan turun secara signifikan setiap harinya. Bagi sebagian investor pemula, pergerakan harga Bitcoin yang volatil itu kadang bisa membuat panik. Mereka lalu buru-buru menjual Bitcoin saat sedang turun, karena takut harganya akan semakin jatuh, sehingga mengalami kerugian.
Padahal kalau mau menunggu sedikit lebih lama lagi, bisa jadi harga Bitcoin akan naik lebih tinggi. Secara historis, Anda bisa melihat bahwa pergerakan harga Bitcoin dalam jangka panjang itu cenderung naik. Jadi, Anda tidak mudah histeris ketika harganya turun. Inilah mengapa, Bitcoin sering dijadikan investasi untuk jangka panjang.
Penting untuk melakukan riset soal investasi pilihan Anda. Jadi, Anda bisa lebih memahami karakter suatu instrumen investasi, apa saja faktor yang mempengaruhi naik atau turunnya harga, dan potensinya seperti apa di masa depan.
Fokus di kripto yang besar, bagi ke kripto kecil
Salah satu strategi yang bisa Anda coba adalah, menjual profit dari Bitcoin Anda ke koin yang nilainya lebih kecil. Ini bisa dilakukan sebagai salah satu upaya diversifikasi aset, sehingga saat satu kripto nilainya turun, aset Anda yang lain masih bisa terselamatkan.
Simpan mayoritas investasi Anda dalam Bitcoin. Lalu, Anda bisa membagi keuntungan dari investasi Bitcoin Anda ke beberapa koin lain yang lebih kecil nilainya. Misalnya, Anda membeli 1 Bitcoin. 6 bulan kemudian, nilainya naik jadi 1,5 BTC. Kini, Anda sudah memiliki keuntungan 0,5 BTC. Anda bisa menyimpan 0,3 BTC tadi, lalu menginvestasikan 0,2 BTC sisanya pada stablecoin atau ICO.
Stablecoin adalah aset kripto yang dirancang untuk memiliki nilai yang sama dengan aset konvensional seperti emas atau dolar AS. Ini dilakukan untuk menjaga kestabilan harga, sehingga tidak terlalu fluktuatif jika dibandingkan dengan aset kripto pada umumnya. Beberapa contoh stablecoin yang memiliki reputasi cukup baik adalah adalah USD Coin (USDC).
Sedangkan ICO (initial coin offering), adalah saat sebuah koin baru diluncurkan untuk pertama kalinya, dan bisa dibeli oleh publik. Namun, Anda perlu lebih waspada dalam memilih ICO. Pelajari semua hal penting tentang ICO tersebut. Siapa saja tim pengembangnya, seperti apa roadmap-nya, potensi adopsi dalam beberapa tahun ke depan, dan aplikasi teknologinya. Hindari ICO yang dibuat hanya untuk mengejar viral, tapi fungsinya tidak jelas, agar Anda tidak rugi ke depannya.
Salah satu ICO yang cukup sukses adalah Ether. Saat Ethereum pertama kali merilisnya, harga Ether ada di kisaran US$0,31. Pada April 2022, 1 Ether sudah diperjualbelikan di angka US$3.094, atau sekitar Rp44 juta. Dengan angka tersebut, para investor yang membeli Ether saat ICO, tentu mendapatkan ROI yang sangat menguntungkan.
Beli sedikit tapi rutin
Tak hanya menjual, Anda juga bisa mengatur strategi agar beli Bitcoin bisa lebih menguntungkan, terutama dalam investasi jangka panjang. Salah satunya menggunakan metode dollar cost-averaging (DCA). DCA ini adalah metode di mana Anda membeli Bitcoin sedikit demi sedikit secara rutin.
Misalnya, Anda punya dana investasi senilai Rp500.000. Dari pada langsung dibelikan Bitcoin semua dalam satu waktu, Anda bisa membaginya jadi Rp50.000 setiap minggu. Karena harga Bitcoin itu volatil, bisa jadi di minggu pertama Anda mendapatkan harga yang rendah, minggu depannya lebih tinggi, tapi di minggu berikutnya harga Bitcoin yang Anda dapat lebih murah lagi. Jadi saat dihitung secara keseluruhan, investasi Rp50.000 Anda setiap minggu bisa lebih menguntungkan dari pada Rp500.000 di satu waktu.
Untuk menggunakan metode DCA ini, sebaiknya Anda memilih platform crypto exchange yang mendukung fitur Repeat Buy atau pembelian secara rutin. Salah satunya adalah Luno Indonesia, yang fitur Repeat Buy di dalamnya mudah diakses, baik melalui aplikasi mobile maupun web. Bahkan, Anda juga bisa mulai investasi Bitcoin dari Rp25.000 saja dengan biaya administrasi yang tergolong murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News