Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan lebih ekspansif tahun depan. Emiten infrastruktur jalan tol ini berencana mengalokasikan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) di atas Rp 10 triliun pada tahun 2016.
Untuk mendanai capex tersebut, JSMR akan mengandalkan kas internal dan pendanaan eksternal. "Namun, komposisis kas internal masih akan mendominasi," kata Direktur Keuangan JSMR Reynaldi Hermansjah di Jakarta, Selasa (27/10).
Reynaldy mengatakan, anggaran capex tahun depan meningkat dua kali lipat. Hingga akhir tahun ini, Jasa Marga menargetkan realisasi belanja modal sebesar Rp 5 triliun.
JSMR akan menggunakan belanda modal dalam jumlah besar tersebut tersebut untuk berinvestasi pada 13 ruas tol sepanjang 460 km yang sudah berhasil diakuisisi. Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk menggarap kontruksi ruas tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Pasalnya, pembebasan lahan kedua ruas tersebut sudah di atas 90% sehingga sudah bisa digarap secara jor-joran.
Ruas tol lain yang juga tengah digarap JSMR saat ini antara lain ruas Gempol-Pasuruan, Surabaya-Mojokerto, Semarang-Solo, Serpong-Cinere, Kualanamu- Tebing Tinggi, Palembang-Bakauheni, Gempol-Rembang, Cengkareng-Kunciran (JORR 2), dan Bogor Outer Ring Road.
Juni lalu, JSMR telah mengoperasikan ruas Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km. Total investasi tol tersebut mencapai Rp1,47 triliun. Pada kuartal IV tahun ini, JSMR berencana mengoperasikan ruas Surabaya-Mojokerto sektor Krian-Mojokerto sepanjang 18,5 km.
Sebetulnya, tahun ini JSMR menargetkan mengoperasikan tiga ruas tol. Selain ruas Gempol-Pandaan, ruas yang rencananya akan dioperasikan adalah ruas Gempol – Pasuruan seksi Gempol-Rembang sepanjang 13,9 km. Namun, pengoperasian ruas tersebut ditunda hingga akhir tahun depan. " Ini sebenarnya bukan mundur. Semula kami mau operasikan sampai Grati dulu tapi kami putuskan langsung saja sampai Pasuruan," jelas Reynaldi.
Selain melanjutkan pembanguan ruas tol, JSMR juga tengah membidik 55% dari proyek jalan tol Balikpapan- Samarinda. Hanya saja, proyek ini masih belum ditenderkan.
Tahun depan, JSMR akan mempoleh penyertaan modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,25 triliun. Reynaldi mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan dalam menggarap proyek-proyek tol yang ada saat ini.
Untuk mengeksekusi PMN tersebut, JSMR akan mengggelar penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue. Namun, Reynaldi belum bisa menyampaikan target dana dan pelaksanaan aksi korporasi tersebut. Per akhir Juni 2015, JSMR memiliki rasio utang terhadap ekuitas alias deb to equity ratio (DER) 1,89 kali. Sementara kas dan setara kas periode semester I hanya tercatat sebesar Rp 2,75 triliun. Reynaldi optimis, target kinerja di kuartal III bisa tercapai terutama dari sisi pertumbuhan arus lalu lintas tol. Dia bilang, arus lalu lintas alias traffic jalan tol masih akan tumbuh 4%-5%.
Namun, laba bersih diperkirakan berpotensi tertekan karena adanya beban bunga pinjaman yang harus ditanggung perseroan sebagai konsekusensi ekspansi yang dilakukan. "Kami sedang agresif membangun ruas baru. Jadi, pinjaman juga meningkat untuk merealisasikan asset dan mendukung pendapatan,” kata Reynaldi. Adapun aset JSMR per akhir Juni 2015 tercatat sebesar Rp 32,6 triliun. Perkiraan Reynaldy, hingga akhir tahun aset perseroan bisa meningkat menjadi Rp 35 triliunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News