Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang bergejolak sepanjang 2018 berjalan, berdampak pada tertundanya rencana beberapa perusahaan untuk melakukan initial public offering (IPO).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, penyebab tertundanya IPO beberapa perusahaan tahun ini lantaran harga di pasar. Menurutnya, saat ini harga saham yang berkembang di pasar keuangan masih dianggap terlalu mahal.
"Karena pricing saja, pricing-nya masih terlalu mahal. Sehingga, (calon emiten) menunggu momentum yang lebih pas," ujar Wimboh, Senin (4/6).
Jika ke depan pasar keuangan lebih baik, sehingga mendorong harga menjadi lebih murah, potensi calon emiten untuk melantai kembali terbuka. Wimboh optimistis, saat harga saham meguntungkan maka perusahaan bakal merencanakan kembali untuk IPO. "Itu masalah bisnis saja, tergantung pasar. Kalau ini kan masih volatile," jelasnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sekitar 17 perusahaan telah mencatatkan saham perdana tahun ini. Sementara, tahun ini BEI menargetkan 35 emiten menggelar IPO.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, ada lima perusahaan yang melakukan reschedule IPO antara lain PT Wahana Vinyl Nusantara, PT Wika Realty, PT Harvest Time dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Namun, Samsul tidak menyebutkan satu perusahaan lain yang berencana menunda IPO. "Belum tahu ditunda sampai kapan, belum ada schedule," kata Samsul, Senin (22/5).
Dengan penundaan IPO lima perusahaan tersebut, maka saat ini, di pipeline BEI tersisa sekitar 24 perusahaan yang tengah menunggu masa pra efektif IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News