Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Masih mengintip laporan tahunan BYAN, di sepanjang tahun lalu volume produksi batubara sebesar 30,2 juta MT atau turun 5,4% year on year (yoy). Sebelumnya di 2019, volume produksi BYAN sebesar 31,9 juta MT.
Penurunan volume produksi di 2020 karena tambang Tabang sempat ditutup sekitar 6 minggu di awal pandemi. Oleh karenanya, terjadi perbedaan besar atau sekitar 6,1 juta MT antara penjualan dan produksi di 2020.
Kendati ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi volume produksi batubara ini lebih tinggi dibandingkan target yang telah direvisi sebesar 25,8 juta MT.
Manajemen BYAN menjelaskan, meningkatnya produksi dibandingkan target yang telah direvisi ini kontribusi utama dari tambang Tabang. Pada 2020 Tabang memproduksi batubara sebanyak 24,5 juta MT dengan rasio pengupasan rata-rata 2,4.
Faktor lainnya yang membuat volume produksi lebih tinggi dari target adalah membaiknya debit air di Sungai Kedang Kepala sehingga memungkinkan tercapainya jumlah pengangkutan dengan tongkang yang tinggi, meskipun kontraktor berhenti bekerja karena pandemi Covid-19 pada pertengahan tahun.
Walaupun volume produksi turun, dari sisi volume penjualan mengalami peningkatan 24,3% yoy menjadi 36,3 juta MT dari yang sebelumnya 29,2 juta MT di 2019. Dengan tumbuhnya volume penjualan ini, Bayan Resources mengantongi total pendapatan senilai US$ 1,39 miliar atau tumbuh 0,3% yoy. Adapun laba bersihnya tumbuh hingga 47,1% yoy menjadi US$ 344,5 juta.
Di 2021, manajemen BYAN memproyeksikan volume produksi batubara akan tumbuh tipis dibandingkan tahun lalu yakni di kisaran 32 juta MT hingga 34 juta MT. Mengenai proyeksi pendapatannya, manajemen BYAN memproyeksikan total pendapatan di kisaran US$ 1,4 miliar hingga US$ 1,6 miliar.
Selanjutnya: Makin ekspansif, Bayan Resources (BYAN) bidik produksi batubara 50 juta ton di 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News