kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buyback tanpa RUPS dinilai cukup ampuh selamatkan IHSG


Senin, 02 Maret 2020 / 07:50 WIB
Buyback tanpa RUPS dinilai cukup ampuh selamatkan IHSG


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menyiapkan langkah guna mengatasi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang lebih dalam.

Salah satu penanganan yang dilakukan adalah memperbolehkan emiten untuk membeli kembali (buyback) saham yang beredar di publik tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca Juga: Kapitalisasi pasar CPIN dan BRPT tidak lagi jumbo, simak rekomendasi analis berikut

Asal tahu, secara year-to-date, IHSG telah terkoreksi 13,44%. Bahkan, pada perdagangan bulan lalu tepatnya pada 28 Februari 2020, IHSG melemah 1,50% ke level 5.452,70, yang merupakan level terendah sejak Maret 2017.

Lantas, apakah rencana buyback tanpa skema RUPS ini mampu menopang pergerakan IHSG?

VP Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih menilai aturan ini cukup membantu dalam menyelamatkan indeks dari kejatuhan yang lebih dalam. Sebab, ketika emiten melakukan buyback, maka publik akan ikut membeli saham tersebut. “Sehingga akan meredam tekanan jual,” terang Alfatih saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/1).

Selain itu, salah satu terobosan yang mungkin bisa diterapkan untuk menekan penurunan indeks adalah dengan memperkecil jarak auto reject bawah (ARB).

Baca Juga: Virus corona masih jadi sentimen pasar saham, begini prediksi analis untuk IHSG besok

Alfatih bilang, dengan memperkecil batasan ARB, maka tekanan penurunan harga suatu saham dapat dibatasi.

Untuk bulan ini, ia menilai sentimen virus corona (Covid-19) masih menjadi pemberat langkah IHSG. Hal ini tercermin dari rendahnya data Purchasing Managers Index (PMI) China akibat lesunya aktivitas ekonomi.

Pada Februari 2020, data PMI Negeri Tirai Bambu tersebut turun menjadi 35,7. Angka ini menjadi PMI terendah sejak 2008.

Baca Juga: Tekanan pasar dan nilai emisi kecil bikin puluhan saham jadi gocap

Selain itu, kasus korupsi Jiwasraya juga masih membayangi pergerakan IHSG sepanjang bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×