Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Padahal Wafi mengatakan, secara fundamental tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan dari sisi domestik. Pemerintah juga dinilai sudah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga sisi suplai dan demand terhadap kebutuhan bahan pokok, sehingga inflasi dapat tetap terjaga.
Dengan melihat berbagai faktor diatas, Bahana memperkirakan pergerakan IHSG pada pekan ini masih akan tertekan mengikuti sentimen negatif yang datang dari luar dengan rentang pergerakan indeks dikisaran 5.113 – 5.350.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) dan Wijaya Karya (WIKA) kaji buyback saham
Hingga kuartal I tahun ini, pasar saham Indonesia tertekan karena penyebaran virus corona yang semakin luas dan telah menyebar hingga ke Indonesia. Kalau menurut Bahana, sebenarnya kekhawatiran investor terhadap penyebaran Covid-19 di dalam negeri cukup berlebihan karena pemerintah telah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah penyebarannya.
Langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah telah mendapat respon positif dari investor beberapa hari pasca diumumkannya 2 korban yang terkena virus corona. Bagi Bahana, harga saham dalam negeri sudah cukup murah bila dibandingkan negara lainnya. Di tambah fundamental perekonomian domestik masih terjaga.
Pasar saham domestik kembali menjadi perhatian investor setelah Federal Reserve atau The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis points (bps). Ini pemotongan suku bunga terbesar yang dilakukan the Fed setelah pada 2008, bank sentral Amerika ini pernah memangkas suku bunga acuan langsung sebesar 75 bps untuk memberikan stimulus bagi perekonomian.
Baca Juga: IHSG terdiskon, saatnya investor koleksi saham-saham ini
"Ada investor yang menilai langkah The Fed ini cukup berlebihan mencerminkan perlambatan ekonomi akan lebih dalam dari perkiraan semula karena anti virus untuk Covid-19 belum ditemukan, sehingga Amerika menilai perlu dilakukan stimulus untuk mengurangi ketidakpastian meski bersifat sementara," papar Wafi. .