kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buyback belum berpengaruh signifikan menahan kejatuhan harga saham


Senin, 23 Maret 2020 / 21:06 WIB
Buyback belum berpengaruh signifikan menahan kejatuhan harga saham
ILUSTRASI. Emiten melakukan buyback demi menyelamatkan saham mereka dari kejatuhan yang lebih dalam.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu ramuan otoritas pasar modal dalam menghadapi fluktuasi dan gonjang-ganjing pasar saham saat ini adalah dengan memperbolehkan emiten melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa mekanisme RUPS.

Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 3/SEOJK.04/2020 tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan dalam pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik.

Emiten pun berlomba-lomba melakukan buyback demi menyelamatkan saham mereka dari kejatuhan yang lebih dalam. Mulai dari emiten pelat merah hingga emiten swasta melakukan aksi korporasi ini.

Baca Juga: Sudah ada buyback, harga saham Ace Hardware (ACES) masih terus terkoreksi

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, akan menggelontorkan dana jumbo hingga Rp 2 triliun untuk merealisasikan aksi korporasi buyback.

Perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga akan buyback saham. Emiten konstituen Indeks Kompas100 ini menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun untuk membeli kembali saham sebanyak-banyaknya 2% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh.

Baca Juga: OJK dan SRO akan terus mengupayakan keberlangsungan aktivitas perdagangan bursa efek

Ada pula emiten yang telah merealisasikan aksi korporasi ini, sebut saja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Emiten penyedia perkakas rumah tangga ini telah membeli kembali sebanyak 4 juta saham pada 17 Maret 2020 silam.

Namun ternyata, aksi korporasi ini belum mampu mengangkat saham ACES dari keterpurukan. Tercatat, sejak ACES melakukan aksi korporasi ini, yakni pada penutupan perdagangan tanggal 18 Maret 2020), saham ACES ditutup melemah 1,21% ke level Rp 1.225 per saham.

Pada penutupan hari ini pun, saham ACES terus melemah 6,73% dan ditutup di level Rp 1.040 per saham.

Kepala Riset Trimegah Sekuritas Sebastian Tobing mengatakan, buyback saham hanya membantu memperlambat (slowing down) pelemahan saham. “Pada akhirnya, buyer dalam buyback ini akan berpikir matang sebelum membeli, sedangkan yang menjual tidak memikirkan hal itu,” kata Sebastian kepada Kontan.co.id, Senin (23/3).

Senada, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai efek dari buyback ini belum akan terasa dampaknya terhadap harga saham dalam jangka pendek. Terlebih, saat ini tekanan jual yang terjadi pada saham-saham yang akan melakukan buyback masih cukup tinggi. “Untuk saat ini efeknya tidak terlalu signifikan jika masih diiringi panic selling,” ujar dia, Senin (23/3).

Baca Juga: Kapitalisasi pasar hangus Rp 2.649 triliun, akuisisi emiten bisa lebih murah

Terlebih, saat ini belum banyak emiten yang merealisasikan rencana buyback sehingga harga saham masih bisa turun lebih dalam lagi.

Sukarno pun sepakat buyback saat ini hanya berfungsi untuk menahan kejatuhan harga lebih dalam dan tidak terlalu berdampak pada penguatan harga saham. Terlebih, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus mengalami penurunan.

Buyback hanya bisa menahan sedikit atau men-delay kejatuhan harga jika kondisi masih belum aman di mata investor,” sambung Sukarno.

Baca Juga: Sudah Turun 38% Sejak Awal Tahun, Saham LQ45 Masih Bisa Lebih Murah

Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 4,90% ke level 3.989,52. Prediksi Sukarno, jika sentimen virus corona berlanjut, maka kemungkinan IHSG bisa ambrol dan menyentuh level 3.217–3.256 hingga akhir semester I-2020.

Untuk itu, saat ini rekomendasi terbaik bagi investor adalah wait and see terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×