Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Kepala Riset Trimegah Sekuritas Sebastian Tobing mengatakan, buyback saham hanya membantu memperlambat (slowing down) pelemahan saham. “Pada akhirnya, buyer dalam buyback ini akan berpikir matang sebelum membeli, sedangkan yang menjual tidak memikirkan hal itu,” kata Sebastian kepada Kontan.co.id, Senin (23/3).
Senada, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai efek dari buyback ini belum akan terasa dampaknya terhadap harga saham dalam jangka pendek. Terlebih, saat ini tekanan jual yang terjadi pada saham-saham yang akan melakukan buyback masih cukup tinggi. “Untuk saat ini efeknya tidak terlalu signifikan jika masih diiringi panic selling,” ujar dia, Senin (23/3).
Baca Juga: Kapitalisasi pasar hangus Rp 2.649 triliun, akuisisi emiten bisa lebih murah
Terlebih, saat ini belum banyak emiten yang merealisasikan rencana buyback sehingga harga saham masih bisa turun lebih dalam lagi.
Sukarno pun sepakat buyback saat ini hanya berfungsi untuk menahan kejatuhan harga lebih dalam dan tidak terlalu berdampak pada penguatan harga saham. Terlebih, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus mengalami penurunan.
“Buyback hanya bisa menahan sedikit atau men-delay kejatuhan harga jika kondisi masih belum aman di mata investor,” sambung Sukarno.
Baca Juga: Sudah Turun 38% Sejak Awal Tahun, Saham LQ45 Masih Bisa Lebih Murah
Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 4,90% ke level 3.989,52. Prediksi Sukarno, jika sentimen virus corona berlanjut, maka kemungkinan IHSG bisa ambrol dan menyentuh level 3.217–3.256 hingga akhir semester I-2020.
Untuk itu, saat ini rekomendasi terbaik bagi investor adalah wait and see terlebih dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News