kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa utama Asia kompak melemah pada Kamis (28/10), ini sentimen pemicunya


Kamis, 28 Oktober 2021 / 19:38 WIB
Bursa utama Asia kompak melemah pada Kamis (28/10), ini sentimen pemicunya
ILUSTRASI. IHSG terkoreksi 1,18% ke level 6.524,08 pada perdagangan Kamis (28/10).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 1,18% ke level 6.524,08 pada perdagangan Kamis (28/10). Tekanan juga datang dari indeks regional Asia yang kompak melemah.

Koreksi tertinggi dicatat oleh Indeks Shanghai Composite dengan koreksi 1,23%, disusul Indeks Nikkei 225 Tokyo dengan koreksi 0,96%, dan Indeks Strait Times Singapura yang melemah 0,45%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, selain tekanan inflasi yang dikhawatirkan mengganggu ekonomi global, pelemahan bursa Asia juga akibat tensi yang kembali meningkat antara Amerika Serikat (AS)-China. Kenaikan tensi hubungan kedua negara ini menjadi kekhawatiran investor regional terhadap rantai perdagangan.

Baca Juga: Rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.173 per dolar AS pada perdagangan hari ini

Sementara Bank of Japan memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi mendekati 0% atau sedikit di atas proyeksi. Isu regulasi mengenai pasar tenaga kerja dinilai perlu diubah guna menangani kurangnya tenaga kerja akibat jumlah masyarakat dengan umur produktif yang berkurang di Negeri Sakura tersebut.

Penurunan IHSG pada hari ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya sektor energi akibat mayoritas harga komoditas dunia yang melemah, termasuk batubara. Kenaikan inflasi dan krisis energi memaksa negara seperti China membatasi tingkat produksi sektor industri.

Hal ini membuat tingkat produksi baja di bulan September turun 8,9% secara year-on-year (yoy). Sementara negara tujuan lainnya seperti India mencatatkan penurunan impor batubara di bulan September sebesar 32,42% yoy dan 4,76% month-on-month (mom).

Baca Juga: IHSG terjun ke 6.524 pada Kamis (28/10), saham ICBP, BBNI, INDY masih dikoleksi asing

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempertimbangkan untuk menyesuaikan harga batubara acuan dalam negeri (HBA) di dalam peraturan domestic market obligation (DMO). Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak kenaikan harga batubara yang signifikan terhadap sektor industri. Untuk tahun ini pemerintah masih menjaga kebijakan DMO sebesar 25%. 

Sentimen juga datang dari pertumbuhan investasi Indonesia sepanjang bulan Juli-September yang tumbuh 3,7% yoy, sedangkan foreign direct investment (FDI) menurun 2,7% yoy menjadi Rp 103,2 triliun. Kenaikan nilai investasi didorong oleh meningkatnya pertumbuhan investasi dari dalam negeri sebesar 10,3% yoy menjadi Rp 113,5 triliun. Total realisasi investasi Indonesia sepanjang sembilan bulan tahun ini senilai Rp 659,4 triliun atau mencerminkan 73,3% dari target.

Baca Juga: Rilis data PDB Amerika Serikat akan jadi penentu arah rupiah pada esok hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×