Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Saham PT Agis Tbk (TMPI) kembali 'berulah'. Harga saham perusahaan distributor produk-produk elektronik ini kembali bergejolak dan merangsek naik hingga Rp 205 per saham, pada perdagangan kemarin (13/4). Bursa Efek Indonesia (BEI) pun mulai menyorotinya.
Lihat saja, pada 8 April lalu, harga saham TMPI masih di posisi Rp 90 per saham. Artinya, dalam tiga hari perdagangan bursa, harga sahamnya sudah membengkak 127,7%. Volume perdagangannya pun mendadak ramai, yaitu 370 juta saham dengan nilai Rp 71,13 miliar, kemarin.
Alhasil, saham TMPI pun masuk keranjang unusual market activity (UMA) atau pergerakan harga efek di luar kewajaran. Sehari sebelumnya (12/4), otoritas bursa juga menempatkan waran TMPI ke dalam UMA. Maklum, harganya tiba-tiba melonjak hingga 150% menjadi Rp 65 per waran dari akhir pekan lalu, dengan volume transaksi 7,41 juta waran.
Spekulasi di pasar pun menyeruak. Sumber KONTAN membisikkan, harga saham TMPI akan dikerek hingga Rp 1.500 per saham dalam jangka panjang. "Dalam waktu dekat saham ini akan digoreng hingga mencapai Rp 300 per saham," katanya, kemarin. Bahan bakar untuk menggorengnya adalah proyeksi penjualan barang elektronik pada tahun ini akan lebih bagus dari tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan Agis Poernomo Adjie enggan mengomentari penyebab lonjakan harga waran dan sahamnya. "Kami sudah jawab lewat keterbukaan informasi. Saya takut semakin simpang-siur," katanya kepada KONTAN. Berdasarkan surat keterbukaan yang disampaikan manajemen TMPI, 12 April lalu, manajemen mengaku tidak mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai efek.
BEI minta kejelasan
Otoritas bursa tampaknya belum puas dengan jawaban tersebut. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, mengatakan telah mengirimkan surat permintaan konfirmasi. "Mereka seharusnya menjawab dalam tiga hari ke depan," ujarnya.
Pengamat pasar modal, Irwan Ariston Napitupulu, menilai, kenaikan harga saham TMPI masih wajar lantaran nilai bukunya di level Rp 200 per saham. "Tapi kenaikannya memang drastis dua hari ini," katanya.
Dia menduga, penyebabnya bisa jadi sentimen positif pengaruh perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA). Sehingga, harga barang elektronik yang masuk ke Indonesia lebih murah. Nah, TMPI sebagai distributor elektronik akan bisa mencetak kenaikan penjualan.
Tasrul Tanar, analis OSK Nusadana Securities, berpendapat, secara fundamental TMPI susah dinilai. "Teknikal juga susah, karena harga sahamnya random," imbuhnya. Dia menyarankan investor hati-hati dan berkaca dari pengalaman masa lalu.
Sekedar mengingatkan, pertengahan tahun 2007 harga saham TMPI pernah melonjak 20 kali lipat hingga menembus Rp 4.650 per saham. BEI sudah tujuh kali membekukan perdagangan (suspend) sahamnya. Belakangan, terbukti penyebabnya adalah beberapa rencana akuisisi Agis yang masih belum pasti. Sebanyak 20 broker terlibat menaikkan harga saham TMPI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News