kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Bursa semarak window dressing, simak saran analis berikut


Selasa, 01 Desember 2020 / 19:02 WIB
Bursa semarak window dressing, simak saran analis berikut
ILUSTRASI. Petugas kebersihan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semarak aksi windows dressing kini hadir lebih cepat, yakni pada November 2020. Terbukti, IHSG mengalami penguatan yang cukup signifikan sepanjang November 2020 yakni 9,72%.

Transaksi yang terjadi di bursa juga lebih aktif.  Tercatat, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di bulan November 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp12,9 triliun per hari.

Bahkan, pada perdagangan kemarin (30/11), nilai transaksi harian di bursa mencapai Rp 32,8 triliun dengan total frekuensi 1.68 juta kali.  Nilai ini merupakan nilai transaksi harian tertinggi yang pernah tercatat sepanjang sejarah transaksi di BEI.

Baca Juga: IHSG melesat, saham-saham ini banyak diborong asing Selasa (1/12)

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, biasanya waktu yang tepat untuk melakukan pembelian adalah di November.  Sebab, secara historis, mayoritas pergerakan IHSG akan melemah  dan tinggal menunggu kenaikan harganya pada Desember. “Tetapi kali ini agak berbeda, November sudah naik duluan bahkan naiknya sangat signifikan,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (1/12).

Namun, bukan berarti investor ketinggalan momentum untuk masuk ke pasar saham. Sukarno mengatakan, saat ini investor sudah bisa mulai  melakukan cicil beli. Untuk saham-saham yang sedang mengalami koreksi bisa menggunakan strategi buy on weakness (BOW).

Jika investor masih ragu, boleh melakukan pembelian bertahap jika dirasa harganya masih bisa turun. “Jika sekiranya indeks sudah dipastikan dalam tren bullish, boleh all in. Jangan ragu, minimal hold satu sampai  tiga bulan,” ujar dia.

Adapun sektor-sektor yang masih menarik untuk dikoleksi antara lain saham emiten perbankan, properti dan konstruksi, perkebunan, hingga batubara, terutama yang berbasis Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saham-saham ini bisa dilakukan buy on weaknes, atau bagi yang sudah memiliki, bisa di hold terlebih dulu. juga menarik untuk dilirik.

Baca Juga: Divestasi tol mundur, analis prediksi Waskita Karya (WSKT) akan alami kerugian

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai saat ini sentimen yang menggelayuti pasar saham cukup beragam. Namun, Okie menyarankan investor cukup berfokus pada kinerja fundamental baik kinerja emiten maupun perekonomian.

Okie melihat, emiten di sektor keuangan, aneka industri, telekomunikasi dan properti masih memiliki peluang adanya kenaikan menjelang akhir tahun. Dus, investor bisa memanfaatkan momentum koreksi dengan melakukan pembelian bertahap. Cara ini dapat menjadi opsi selama harga saham, prospek masa depan bisnis, dan valuasi masih masuk dalam kriteria dan tujuan investasi masing - masing investor.

Selanjutnya: Kinerja diyakini membaik, ini rekomendasi saham BBRI dari analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×