Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
SHANGHAI. Bursa saham China melanjutkan penguatan ke level tertinggi dalam dua pekan di tengah upaya pemerintah menopang pasar saham pasca start terburuk di 2016. Indeks CSI 300 naik 1,8 % pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (6/1), yang merupakan kenaikan terbesar sejak 21 Desember.
Sementara itu, Hang Seng China Enterprises Index kehilangan 0,8 % pada pukul 3:04 siang waktu setempat. Saham Datong Coal Industry Co dan Shaanxi Batubara Industry Co melonjak 10 % dalam batas harian menyusul Perdana Menteri Li Keqiang berjanji untuk mengatasi kelebihan kapasitas dalam industri.
Bank sentral atau People’s Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga acuan yuan ke level terlemah sejak April 2011, mengisyaratkan bahwa para pembuat kebijakan lebih toleran terhadap penyusutan seiring biaya intervensi meningkat dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Pembuat kebijakan menghidupkan kembali intervensi di pasar sebanyak U$ 6,5 triliun pekan ini seiring dana yang dikendalikan negara melakukan pembelian saham pada hari Selasa dan regulator sekuritas mengisyaratkan dicabutnya larangan jual pada investor besar akan tetap dilakukan di luar tanggal kedaluwarsa 8 Januari, menurut orang-orang yang akrab dengan masalah.
PBOC menyuntikan dana segar terbesar sejak September ke dalam sistem keuangan untuk tetap menjaga keseimbangan pada biaya pinjaman, sedangkan otoritas moneter juga mengatakan akan melakukan intervensi di pasar mata uang untuk mencegah volatilitas yang berlebihan.
Indeks Komposit Shanghai naik 2,3 %, yang merupakan kenaikan terbesar sejak 14 Desember. Indeks Hang Seng turun 0,9 %. Premi saham China yang terdaftar atas rekan-rekan mereka yang diperdagangkan di Hong Kong mengembang terbesar sejak 14 Desember
Sebelumnya, indeks Shanghai jatuh 7,1 % dalam dua hari pertama perdagangan di 2016 dan yuan meraih start terburuk tahunan sejak tahun 1994 di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China yang semakin dalam.
Yuan, yang mendapatkan pelemahan terdalam sejak 1994 tahun lalu, memiliki ruang "terbatas" untuk depresiasi lebih lanjut seiring kemerosotan harga minyak akan membantu meningkatkan current account surplus pemerintah dan offset arus modal keluar, menurut Goldman Sachs Group Inc.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News