kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Bursa China Ditutup Terkoreksi Senin (27/1), Akibat Perlambatan Aktivitas Manufaktur


Senin, 27 Januari 2025 / 16:30 WIB
Bursa China Ditutup Terkoreksi Senin (27/1), Akibat Perlambatan Aktivitas Manufaktur
ILUSTRASI. The A-share trading day closing index is being displayed on a big screen at the Lujiazui Pedestrian Bridge in Shanghai, China, on February 19, 2024. (Photo by Costfoto/NurPhoto)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham China terkoreksi pada perdagangan Senin (27/1), hari terakhir sebelum libur Tahun Baru Imlek.

Akibat kontraksi tak terduga dalam aktivitas manufaktur dan kekhawatiran yang terus berlanjut terkait tarif Amerika Serikat (AS), meredam optimisme atas upaya pemerintah untuk memperkenalkan modal jangka panjang.

Namun, di Hong Kong, saham teknologi memimpin pasar lebih tinggi.

Melansir Reuters, Indeks CSI300 China ditutup turun 0,4%. Sementara Indeks Shanghai Composite melemah 0,1%. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,7%.

Baca Juga: Startup AI China, DeepSeek Menyalip ChatGPT di Apple App Store

Aktivitas manufaktur China secara tak terduga mengalami kontraksi pada Januari, menjadi yang terlemah sejak Agustus.

“Sebagian dari perlambatan mungkin disebabkan oleh lemahnya permintaan eksternal karena indeks pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Maret tahun lalu,” kata Zhiwei Zhang, presiden Pinpoint Asset Management.

Sementara itu, ancaman tarif dan sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap Kolombia – yang kini ditunda setelah kesepakatan tercapai – mengingatkan investor bahwa Trump serius dengan janji tarifnya.

“Risiko tarif mungkin tertunda, tetapi tidak dihentikan,” kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan, memperkirakan bahwa tarif rata-rata berbobot pada China akan meningkat dari 10% di akhir 2024 menjadi 26% di akhir 2025 dan 36% pada 2026.

Baca Juga: Bursa Selandia Baru Ditutup Tergelincir Senin (27/1), Pasar Australia Libur

Kekhawatiran ini meredam antusiasme dari tanda-tanda bahwa dana institusi mulai mengalir ke pasar saham setelah Beijing menetapkan target spesifik pekan lalu untuk memperkenalkan modal jangka panjang dari perusahaan asuransi dan reksadana.

Tiga perusahaan asuransi, termasuk China Pacific Insurance dan Taikang Life, mendapat persetujuan regulasi untuk menginvestasikan 52 miliar yuan (US$7,16 miliar) ke saham melalui dana yang baru dibentuk, menurut laporan media pemerintah.

Karena kebijakan fiskal dan perumahan yang masih lemah, “kami menyarankan investor untuk tetap berhati-hati dan lebih memilih saham dengan pengembalian tunai yang stabil dan hasil dividen,” ujar Morgan Stanley.

Baca Juga: Aktivitas Manufaktur China Kontraksi di Januari 2025, Sentuh Level Terendah 5 Bulan

Saham utilitas dan perbankan menguat karena investor bertaruh bahwa mereka akan diuntungkan dari aliran dana asuransi yang diantisipasi.

Namun, saham teknologi, termasuk robotika, pembuatan chip, dan komputasi awan, mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×