Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Australia bangkit pada perdagangan Senin (14/4), dipimpin penguatan saham-saham tambang, menyusul keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan pengecualian tarif terhadap sejumlah produk teknologi yang meredakan kekhawatiran atas kebijakan dagang Presiden Donald Trump.
Melansir Reuters, Indeks acuan S&P/ASX 200 naik 0,7% ke level 7.698,9 pada pukul 12:30 GMT, membalikkan pelemahan 0,8% yang tercatat di sesi sebelumnya.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Senin (14/4) Pagi, Tarik Nafas Usai Trump Tunda Tarif Elektronik
Sentimen pasar membaik setelah Gedung Putih pada Jumat lalu mengumumkan pengecualian tarif untuk produk-produk seperti ponsel pintar dan komputer.
Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memperingatkan bahwa produk teknologi krusial asal China dan semikonduktor akan tetap dikenai tarif baru dalam dua bulan ke depan.
Australia, yang sangat bergantung pada perdagangan dengan China, tetap waspada terhadap rencana Trump menaikkan tarif atas barang-barang China menjadi 125% dari sebelumnya 104%.
Beijing secara konsisten membalas kebijakan dagang Washington dengan langkah serupa.
Baca Juga: Melunak, Trump Bebaskan Tarif untuk Ponsel, Komputer dan Barang Elektronik dari China
Sektor pertambangan melonjak 2,2%, didorong oleh pelemahan dolar AS yang mendongkrak harga logam.
Saham raksasa tambang seperti BHP, Fortescue, dan Rio Tinto kompak menguat antara 1% hingga 3%.
Saham tambang emas juga naik 1,9%, menembus rekor tertinggi baru karena investor mencari aset lindung nilai di tengah ketidakpastian dagang.
Sub-indeks tambang emas mencatatkan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, dipimpin West Gold Resources (+5,9%) dan Brightstar Resources (+4,8%).
Saham sektor energi ikut terkerek naik 1%, seiring penguatan harga minyak. Woodside Energy, pemain utama di sektor ini, naik 1,1%.
Baca Juga: Trump Ancam Investigasi Keamanan Nasional atas Chip China, Isyaratkan Tarif Baru
Sementara itu, di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 juga menguat 0,7% ke 12.102,15. Investor kini menantikan data inflasi yang akan dirilis Kamis mendatang untuk mencari petunjuk arah suku bunga bank sentral.
Selanjutnya: Intip Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing Selama Sepekan Terakhir
Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Terjadi, Robert Kiyosaki Bilang yang Beli 3 Aset Ini Jadi Orang Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News