Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia Tenggara tergelincir pada perdagangan Jumat (22/5). Bursa Singapura paling dalam penurunannya karena Amerika Serikat (AS) dan China bersitegang soal undang-undang keamanan Hong Kong yang baru.
Kini investor mulai menjauh dari aset berisiko dan menyebabkan maraknya aksi jual di seluruh pasar global. Ketegangan berkobar di antara dua ekonomi terbesar dunia ketika Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa Washington akan bereaksi "sangat kuat" jika Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.
Baca Juga: Begini proyeksi perkembangan ekonomi di tengah wabah corona
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 3,7% ke level terendah tujuh pekan, karena indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,2%.
"Pedagang di seluruh dunia memilih menunggu untuk melihat rincian undang-undang Hong Kong yang baru untuk mengukur seberapa parah persyaratannya. Dan lebih khusus lagi, Gedung Putih merespons untuk memutuskan apakah status ekonomi khusus Hong Kong akan terpengaruh," kata Stephen Innes, kepala analis AxiCorp.
Saham di Singapura, turun 1,8% ke level terendah sejak 24 April dan indeks bersiap untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut. Pemberi pinjaman terbesar kedua di wilayah ini Oversea-Chinese Banking Corp, turun 4,2% ke level terendah sebulan.
Baca Juga: Bursa Asia bergerak datar di tengah meningkatnya ketegangan AS-China
Saham di Thailand yang bergantung pada perdagangan turun 0,9%, jelang rilis data perdagangan April di negara itu. Namun, indeks saham patokan ditetapkan untuk membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Pialang OB Kay Hian Securities Thailand adalah pecundang teratas, jatuh 8,8%, sementara perusahaan kimia Indorama Ventures kehilangan 4%.
Indeks Filipina turun 0,9%. Saham Malaysia juga jatuh, tetapi menuju kenaikan persentase mingguan terbesar sejak 17 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News