kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa Asia naik dekati level tertinggi satu tahun


Selasa, 06 September 2016 / 09:10 WIB
Bursa Asia naik dekati level tertinggi satu tahun


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

TOKYO. Bursa saham Asia menuju level tertinggi satu tahun dan dollar Amerika Serikat (AS) masih tertekan dipicu spekulasi data ketenagakerjaan AS tidak cukup kuat untuk mendukung kenaikan suku bunga AS bulan ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (6/9) Indeks MSCI Asia Pacific naik kurang dari 0,1% pukul 9:20 pagi waktu Tokyo, setelah naik 1,3% pada sesi terakhir. Topix naik 0,2% dan Australia S & P / ASX 200 Index turun 0,3%. Benchmark di Selandia Baru dan Korea Selatan sedikit berubah .

Sementara itu, pasar saham Kanada, India dan AS melanjutkan perdagangannya hari ini setelah liburan kemarin.

"Data non-farm payrolls pekan lalu menunjukkan tidak ada terburu-buru untuk Fed untuk menaikkan suku bunga. Bank sentral Australia mungkin akan mengadopsi menunggu dan melihat sikap sebelum menurunkan suku bunga lebih lanjut,” kata James Woods, analis Rivkin Securities.

Asal tahu saja, data payrolls pekan lalu tidak memberikan arah yang jelas bagi para pedagang, yang mencoba untuk menentukan kemungkinan jalur kenaikan suku bunga di ekonomi terbesar dunia.

Probabilitas Federal Reserve memilih untuk mendaki September turun 10% pekan lalu menjadi 32%, harga futures menunjukkan.

Pekan ini, sejumlah bank sentral menimbang pelonggaran lebih lanjut di antaranya Bank sentral Australia, Kanada, Eropa.

Di sisi lain, Bloomberg Dollar Spot Indeks melemah ke level terendah satu pekan tertekan penguatan mata uang Australia jelang review kebijakan bank sentral. Minyak mentah AS diperdagangkan di atas US$ 45 per barel, mengupas kenaikan sesi terakhir setelah Menteri Energi Arab Saudi mengatakan tidak ada kebutuhan untuk membekukan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×