kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bursa Asia menguat sebagian meski dibayangi lockdown gelombang kedua


Jumat, 16 Oktober 2020 / 08:56 WIB
Bursa Asia menguat sebagian meski dibayangi lockdown gelombang kedua
ILUSTRASI. Sebagian bursa Asia menguat menjelang akhir pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian bursa Asia menguat menjelang akhir pekan ini. Jumat (16/10) pukul 8.43 WIB, Hang Seng naik 0,73% ke 24.339. Indeks Shanghai naik 0,07% ke 3.334.

Straits Times menguat 0,57% ke 2.538. FTSE Bursa Malaysia menguat 0,39% ke 1.519.

Tapi, indeks Nikkei 225 turun tipis 0,04% ke 23.498. Taiex melemah 0,13% ke 12.811. Kospi turun 0,24% ke 2.355. 

Pasar saham belum sepenuhnya menguat karena sejumlah sentimen negatif global. Kemarin, Wall Street kembali turun akibat rencana stimulus fiskal yang menemui jalan buntu. Tiga indeks utama Wall Street turun dalam tiga hari berturut-turut.

Baca Juga: Obral insentif, ada royalti 0% dan izin seumur tambang bagi perusahaan batubara

Kesepakatan stimulus AS masih terganjal politik menjelang pemilihan presiden 3 November mendatang. Tapi, harapan bahwa stimulus bisa meluncur sebelum pemilu makin tipis.

Klaim tunjangan pengangguran yang meningkat pada pekan lalu turut menekan pasar saham AS. Analis menilai angka pengangguran tidak akan membaik kecuali stimulus fiskal meluncur.

Beberapa negara Eropa kembali menerapkan pembatasan akibat kenaikan kasus virus corona. London bahkan menerapkan pembatasan yang lebih ketat sejam tengah malam Jumat.

Baca Juga: IHSG diramal turun, simak rekomendasi saham PTBA, BBNI, dan ACST untuk hari ini

"Pasar naik turun akibat berbagai hal seperti stimulus yang menunjukkan ketidakpastian, sejumlah risiko yang menjadi perhatian termasuk Brexit, pemilihan umum Amerika Serikat (AS), dan mungkin yang paling berat adalah gelombang kedua virus corona yang bisa memicu kekhawatiran lockdown lebih ketat," kata Stephen Innes, global chief market strategist AxiCorp kepada Reuters.

Pembicaraan Brexit berlanjut hingga hari ini. Kemarin, Uni Eropa mendesak Inggris untuk berkompromi pada kerja sama ekonomi baru atau siap menghadapi gangguan perdagangan dalam kurang dari 80 hari.

Baca Juga: Harga minyak hanya bergerak tipis meski stok minyak mentah AS merosot

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×