kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia menguat disokong meredanya kekhawatiran investor akan wabah virus corona


Rabu, 12 Februari 2020 / 08:35 WIB
Bursa Asia menguat disokong meredanya kekhawatiran investor akan wabah virus corona
ILUSTRASI. Ilustrasi bursa Asia


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka bervariasi dengan mayoritas indeks menguat pada awal perdagangan Rabu (12/2). Pukul 08.25 WIB, indeks Nikeei 225 turun 38,29 poin atau 00,27% ke 15.378,86, Hang Seng naik 72,90 poin atau 0,26% ke 27.651,56, Taiex naik 53,56 poin atau 0,48% ke 11.720,15, Kospi naik 0,92 poin atau 0,04% ke 2.223,63, ASX 200 naik 36,39 poin atau 0,52% ke 7.091,40, Straits Times naik 6,45 poin atau 0,21% ke 3.182,29 dan FTSE Malaysia turun 1,01 poin atau 0,07% ke 1.550,47.

Kenaikan bursa Asia disokong oleh harapan bahwa wabah virus corona China yang terburuk telah berlalu, meski ketidakpastian tentang virus yang telah mematikan lebih dari 1.000 orang ini masih membuat investor waspada.

Baca Juga: Bursa Asia dibuka bervariasi, di tengah kekhawatiran bertambahnya korban virus corona

Investor kemungkinan perlu melihat lebih banyak virus corona memang surut sebelum mereka mengambil risiko yang lebih besar.

Kekhawatiran bahwa virus ini akan memperlambat aktivitas pabrik dan belanja konsumen di China telah mengguncang pasar saham dan komoditas global. Bahkan banyak pasar saham yang berusaha untuk kembali mendapat pijakan.

"Bukti menunjukkan suasana positif akan terus berlanjut dan kami melihat beberapa koordinasi di pasar dengan rally minyak, logam dasar naik dan treasury di bawah tekanan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets seperti dikutip Reuters.

"Tampaknya ada peningkatan kenyamanan investor bahwa virus corona tidak berdampak pada pertumbuhan secara signifikan. Tetapi saya belum siap untuk membeli aset berisiko."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×