kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia flat menanti kebijakan OPEC


Rabu, 30 November 2016 / 08:55 WIB
Bursa Asia flat menanti kebijakan OPEC


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Pasar saham Asia dibuka flat pada awal transaksi perdagangan pagi ini (30/11). Berdasarkan data CNBC, pada pukul 08.22 waktu Singapura, indeks Nikkei 225 Stock Average flat di kisaran 18.319,72. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan juga tak banyak mencatatkan perubahan di level 1.979,49.

Adapun indeks ASX 200 Australia turun 0,8%. Sektor pertambangan menjadi sektor dengan penurunan terdalam yakni 2,04%. Penurunan juga dialami sektor energi yang tertekan 0,71%.

Pasar saham Asia pagi ini dipengaruhi oleh penurunan dalam harga minyak dunia tadi malam. Sekadar informasi, harga minyak dunia anjlok hampir 4% pada Selasa malam di tengah ketidakpastian terhadap perjanjian OPEC dalam pemangkasan produksi minyak.

Anggota OPEC dikabarkan akan menggelar pertemuan di Vienna pada hari ini dan mengumumkan keputusan mereka mengenai rencana pemangkasan produksi minyak yang diajukan pada September lalu.

Sekadar informasi, di transaksi perdagangan Asia hari ini, harga minyak West Texas Intermediate rebound tipis 0,33% menjadi US$ 45,38 per barel. Kemarin, harga minyak WTI anjlok 3,9% di pasar Amerika. Sedangkan harga minyak Brent bergerak flat setelah tergerus 3,9% menjadi US$ 46,38 per barel kemarin.

Saham-saham energi di kawasan Asia juga memerah. Saham Santos di Australia turun 0,49%, Oil Search turun 0,6%, dan Woodside Petroleum turun 1,58%.

Di Jepang, Fuji Oil turun 0,28% dan Japan Petroleum turun 1%. Sedangkan di Korea Selatan, saham S-Oil turun 1,05%.

Analis mengingatkan, kegagalan OPEC dalam mencapai kata sepakat terkait pemangkasan produksi akan menyebabkan harga minyak tergerus semakin dalam.

"Pasar minyak sepertinya tidak dipengaruhi faktor lain, selain rencana OPEC melakukan pembekuan produksi minyak," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×