Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak mixed pada awal perdagangan hari ini. Kamis (30/9) pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 terlihat turun tipis 0,05% ke 29.528,17. Serupa, indeks Hang Seng juga turun 0,69% ke 24.494,26.
Indeks Taiex menguat 0,29% ke 16.903,93. Sedangkan indeks Kospi juga naik 0,07% ke 3.062,28. Dan indeks ASX 200 berhasil menguat 1,01% ke 7.269,6.
Sementara itu, FTSE Straits Times naik 0,54% ke 3.091,06 dan FTSE Malay KLCI turun 0,79% menjadi 1.535,49.
Pergerakan bursa saham di kawasan bervariasi karena investor cenderung wait and see menanti rilis data aktivitas pabrik China untuk bulan September 2021.
Pada hari ini, data dari pemerintah China terkait aktivitas pabrik dan indeks manufaktur Caixin/Markit untuk bulan September akan dirilis.
Selain itu, pelaku pasar juga akan memantau saham dari perusahaan properti China Evergrande, setelah Reuters melaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi tidak menerima pembayaran kupon jatuh tempo pada penutupan jam kerja Asia pada hari Rabu.
Baca Juga: IHSG minim sentimen dalam negeri, simak rekomendasi yang bisa dicermati hari ini
Di sisi lain, angin segar bagi bursa di Asia khususnya Jepang sempat muncul setelah Fumio Kishida memenangkan pemilihan suara untuk posisi pimpinan partai pemerintahan pada Rabu (29/9). Dengan kemenangan ini, Kishida akan menduduki jabatan sebagai perdana menteri baru.
Bursa Asia juga mendapat sokongan setelah Wall Street rebound pada perdagangan sesi sebelumnya. Dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 90,73 poin menjadi 34.390,72 dan S&P 500 menguat 0,16% menjadi 4.359,46. Hanya, Nasdaq Composite yang turun 0,24% menjadi 14.512,44.
Pergerakan itu terjadi karena investor terus mengamati imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun, yang melintasi di level 1,5% pada hari Senin dan sejak itu tetap di atas level tersebut. Terakhir yield US Treasury tenor 10 tahun ada di level 1,508%.
Selanjutnya: Wall Street: S&P 500 dan Dow Jones menguat, Nasdaq tertahan debat plafon utang AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News