Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka bervariasi pada awal perdagangan Jumat (18/12), dengan beberapa indeks utama melemah. Pukul 08.18 WIB, indeks Nikkei 115 turun 17,84 poin atau 0,08% ke 26.786,56, Taiex turun 45,53 poin atau 0,32% ke 14.258,73, Kospi naik 4,16 poin atau 0,15% ke 2.775,06, ASX 200 turun 37,17 poin atau 0,55% ke 6.719,80, Straits Times melemah 1,09 poin atau 0,05% ke 2.856,60 dan FTSE Malaysia turun 0,22 poin atau 0,01% ke 1.674,13.
Koreksi bursa Asia dipicu oleh kewaspadaan investor tentang prospek kemajuan ekonomi dan kekhawatiran pasca Brexit.
Menjelang akhir tahun, pasar telah bergerak di antara sentimen optimisme yang lebih luas tentang vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi global serta kekhawatiran tentang infeksi yang masih meningkat.
"Kami sekarang berada dalam lingkungan di mana berita buruk adalah kabar baik karena itu berarti lebih banyak stimulus," kata Sharon Zollner, kepala ekonom di ANZ Research seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Bursa Asia menguat, mengekor kenaikan Wall Street yang positif karena stimulus AS
"Itu harus berubah, tetapi sangat sulit untuk mengetahui kapan bank sentral akan berhenti bertindak dan semua orang harus menilai ulang," katanya.
Saham global mencapai rekor tertinggi pada hari Kamis, didorong oleh optimisme yang tumbuh bahwa kesepakatan akan tercapai atas paket stimulus AS yang baru.
Namun, Inggris dan Uni Eropa menunjukkan nada pesimis dalam pembicaraan perdagangan pada hari Kamis, dengan juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan sangat mungkin tidak akan ada kesepakatan kecuali blok itu mengubah posisinya "secara substansial".
Di Amerika Serikat, negosiator kongres di Washington pada hari Kamis berebut untuk menyetujui rincian tagihan bantuan Covid-19 senilai US$ 900 miliar.
Pasar didorong bahwa Amerika Serikat siap untuk mengirimkan 5,9 juta dosis vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Moderna Inc yang hampir mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat.
Selanjutnya: Bursa Asia menguat, mengekor kenaikan bursa global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













