kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Bursa Asia Anjlok pada Perdagangan Rabu (4/10), Ini Penyebabnya


Rabu, 04 Oktober 2023 / 19:47 WIB
Bursa Asia Anjlok pada Perdagangan Rabu (4/10), Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Bursa Asia Anjlok pada Rabu (4/10), Ini Penyebabnya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mayoritas indeks saham di Asia pada Rabu sore (4/10), ditutup anjlok dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mencatatkan penurunan lebih dari 1% selama dua hari beruntun.

Indeks Strait Times ditutup turun 1,41% dan Hang Seng ditutup koreksi 0,78%. Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup koreksi 0,78% ke level 6.886,58.

Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas, investor berfokus pada dampak negatif dari pasar tenaga kerja yang ketat dan peluang suku bunga akan berada di level yang tinggi.

Baca Juga: Mengekor Bursa Regional, IHSG Dibuka Turun ke Level 6.904 pada Rabu (4/10)

Data job openings and labor turnover survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja naik 690.000 menjadi 9.61 juta di bulan Agustus. Angka ini jauh di atas konsensus pasar yang sebesar 8,8 juta. Kondisi ini dapat mendongkrak upah karena pelaku usaha berusaha menarik calon pekerja.

Ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi mengerek imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau  US Treasuries. Yield US Treasury Note bertenor 10 tahun meroket menjadi 4.8%, tertinggi sejak 2007 dari 0,50% di awal pandemi Covid-19.

Ketika surat utang atau obligasi menawarkan imbal hasil (yield) yang begitu tinggi, maka dana investor akan mengalir keluar dari instrumen investasi lain, terutama yang rawan mengalami fluktuasi harga lebih liar dari fluktuasi harga obligasi.

Yield yang tinggi juga membuat biaya pinjaman lebih mahal bagi korporasi dan konsumen sehingga dapat menekan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Analis MNC Sekuritas Rekomendasikan Buy on Weakness CPIN, HRUM, ITMG, TKIM Hari Ini

Lonjakan yield US Treasuries telah mengerek nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang lain, dengan hanya Yen Jepang (JPY) yang memberikan perlawanan di tengah spekulasi intervensi pasar oleh bank sentral Jepang.

Dari sisi makroekonomi, data au Jibun Bank Services Purchasing Managers’ Index (PMI) Jepang direvisi naik ke level 53,8 di bulan September dari estimasi awal 53,3 dan memperpanjang pertumbuhan di sektor jasa menjadi 13 bulan beruntun.

Namun, services PMI Jepang turun jika dibandingkan dengan perhitungan akhir untuk bulan Agustus yang berada di level 54,3 dan memberi sinyal bahwa aktivitas di sektor Jasa ekspansi dengan laju paling kecil sejak bulan Januari.

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,05% ke Level 6.867,7 di Sesi I Rabu (4/10), GOTO Jadi Top Gainers

Dari Korea Selatan, angka industrial production turun 9,5% year-on-year (YoY) di bulan Agustus, membaik dari kejatuhan 8,1% YoY di bulan Juli, sementara penjualan ritel turun 0,3% month-on-month (MoM) di bulan Agustus, membaik dari penurunan 3,3% MoM di bulan Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×