Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung koreksi setelah mencetak rekor. Dari tiga indeks utama, hanya indeks Nasdaq yang masih kuat menembus rekor terbaru.
Rabu (22/11), indeks Nasdaq naik tipis 0,07% ke rekor tertinggi lagi pada 6.867,36. Indeks ini naik di tengah bursa yang cenderung turun. Pendorong kenaikan Nasdaq adalah lonjakan saham Amazon hingga 1%. Selain itu, bursa saham cenderung terkoreksi.
Dow Jones industrial Average turun 0,27% ke posisi 23.526,18. Sedangkan S&P 500 turun 0,08% ke 2.597,08. Penahan laju Dow Jones kemarin adalah saham Johnson & Johnson yang turun 0,9%.
Notulen rapat Federal Reserve pada pertemuan akhir Oktober hingga awal November menunjukkan bahwa para pejabat bank sentral mulai khawatir atas pasar saham yang mulai tak terkendali. Kathy Jones, chief fixed income strategist Charles Schwab mengatakan, The Fed terbelah. "Bank sentral ingin menaikkan suku bunga. Tapi mereka khawatir pasar finansial yang terus meningkat akan menyebabkan bubble dan pecah. Di saat bersamaan, bank sentral tidak bisa mengerek inflasi lebih tinggi," kata Jones kepada CNBC.
Beberapa anggota The Fed kkhawatir akan penurunan pasar yang tiba-tiba. "Di tengah naiknya valuasi aset dan rendahnya volatilitas pasar finansial, beberapa partisipan menyatakan kekhawatiran akan meningkatnya ketidakseimbangan finansial," ungkap catatan rapat The Fed yang dirilis kemarin.
Indeks S&P 500 sudah naik lebih dari 15% sejak awal tahun. Kenaikan indeks ini pun berjalan mantap tanpa koreksi besar. Kinerja emiten bursa saham pun membaik. Dari 97,8% anggota indeks S&P, laba kuartal ketiga naik 6,25% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sekitar 74% emiten melaporkan laba yang lebih tinggi daripada ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News