kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bursa AS mencetak rekor tertinggi


Sabtu, 04 November 2017 / 06:23 WIB
Bursa AS mencetak rekor tertinggi


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks saham utama di Amerika Serilkat mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (3/11). Indeks Nasdaq melonjak 0,74% ke level 6.764,44. Ini adalah rekor tertinggi Nasdaq.

Indeks S&P 500 pun mencapai rekor tertinggi dengan kenaikan 0,31% ke level 2.587,84. Sektor teknologi mengontribusi kenaikan tertinggi pada indeks ini.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 22,93 poin atau 0,10% ke level 23.539,19, rekor tertinggi baru lagi.

Salah satu penopang rekor indeks ini adalah kenaikan tajam harga saham Apple. Harga saham produsen iPhone ini melonjak lebih dari 2% setelah Apple merilis prediksi penjualan yang tinggi di tiga bulan terakhir tahun ini.

Lonjakan harga saham Qualcomm pun menyumbang rekor baru indeks S&P. Harga saham produsen chip ini melonjak lebih dari 12% setelah beredar kabar Broadcom tengah mempertimbangkan akuisisi atas perusahaan ini.

Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan kenaikan mingguan dalam delapan kali berturut-turut. Sedangkan kenaikan Nasdaq mencapai enam minggu berturut-turut.

Lonjakan pasar saham ini terjadi di tengah melesetnya angka tenaga kerja. Biro Statistik Tenaga Kerja merilis angka tambahan pekerjaan 261.000 pada bulan lalu. Angka ini masih di bawah ekspektasi pasar dengan prediksi kenaikan 310.000 pekerjaan. "Pasar menilai, riling angka ini masih bagus karena perlu normalisasi pascabadai, tapi tren kenaikan masih sesuai," kata JJ Kinahan, chief market strategist TD Ameritrade kepada CNBC.

Hari sebelumnya, pasar saham tertekan karena masih menunggu nominasi pengganti gubernur Federal Reserve yang baru. Rencana pemangkasan pajak korporasi pun masih berlanjut. Berdasarkan aturan reformasi pajak baru, pajak korproasi akan diturunkan menjadi 20%. Pajak dana repatriasi pun turun menjadi 12%. "Pasar menilai, ini adalah langkah awal dari proses yang sangat panjang," kata Michael Arone, chief investment strategist State Street Global Advisors.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×