CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa AS melemah tersengat kabar wabah flu burung


Kamis, 12 Maret 2015 / 06:24 WIB
Bursa AS melemah tersengat kabar wabah flu burung
ILUSTRASI. Wi Ha Joon dalam perannya sebagai bos geng mafia di drama Korea terbarunya berjudul The Worst of Evil.


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

NEW YOK. Bursa saham Amerika Serikat melemah. Indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,2% menjadi 2.040,24 pada pukul 4 p.m. di New York. Sedangkan indeks  Dow Jones Industrial Average jatuh  27,55 points, atau 0.2% menjadi 17.635,39 dan Nasdaq 100 Index turun 0,6%.

Penurunan bursa AS terjadi seiring dengan semakin kuatnya indeks dollar dan penurunan sejumlah saham perusahaan konsumer dan teknologi. Beberapa saham yang mempengaruhi bursa antara lain Cisco Systems Inc dan EMC Corp. Juga ada saham Tyson Foods Inc dan Pilgrim’s Pride Corp yang melemah 4,3%, termasuk juga penurunan saham Apple Inc. 

Sementara saham perusahaan keuangan seperti Citigroup Inc dan Bank of America Corp menguat 2%. "Ekspektasi pasar sudah berpindah dari wait and see, karena apa yang akan dilakukan The Fed semakin jelas," kata Terry Sandven,  Chief Equity Strategist di U.S. Bank Wealth Management, Kamis (12/3).

Selain dipengaruhi oleh spekulasi kenaikan suku bunga, saham konsumer juga menurun setelah ditemukan suspect flu burung yang melanda Arkansas. Data-sata ekonomi yang membaik di AS telah membawa spekulasi akan makin dekatnya The Fed menaikkan suku bunga.

Rencana itu semakin menekan bursa saham AS. Apalagi Bank Sentral di belahan dunia lain berencana memangkas suku bunga dan membeli obligasi untuk menstimulasi ekonomi yang melemah. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi pada pekan ini bahkan berencana untuk melakukan pembelian perdana obligasi senilai 1,1 triliun euro (US$ 1,2 triliun untuk mengejar inflasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×