Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga global berpotensi turun tahun ini seiring rencana pelonggaran kebijakan moneter The Fed. Penurunan suku bunga global dapat menyebabkan migrasi alokasi portofolio investor asing, termasuk ke Indonesia sebagai salah satu negara emerging market.
Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, secara historis satu sampai tiga bulan setelah The Fed menaikkan suku bunga, pasar keuangan Amerika Serikat (AS) baik surat utang dan saham akan diuntungkan.
Namun 12 bulan sejak terakhir kali The Fed menaikkan suku bunga, pasar ekuitas di kawasan emerging market bakal merekah jika dibandingkan dengan pasar ekuitas di negara-negara maju.
"Terakhir The Fed menaikkan suku bunga pada Juli 2023. Artinya sudah enam bulan lebih. Harapannya kebijakan The Fed bisa memberikan keuntungan bagi emerging market," ucap Joezer, Senin (29/1).
Baca Juga: 7 Saham Didepak dari IDX High Dividen20 Meski Rajin Bagi Dividen Jumbo, Ini Sebabnya
Adapun Mandiri Sekuritas memproyeksikan The Fed akan tiga sampai empat kali untuk memangkas dan dimulai pada Mei 2024. Secara keseluruhan, The Fed berpotensi menurunkan suku bunga sebesar 125 basis poin (bps).
Nah, dari sisi valuasi atau Price Earning (PE), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tergolong murah. Kemudian dari sisi pertumbuhan laba bersih para emiten juga masih berpotensi untuk tumbuh.
Joezer menilai valuasi IHSG masih masuk akal. Dalam hitungan Mandiri Sekuritas, PE IHSG di 2024 berada di level 13,8 kali. Sementara Earning per share (EPS) di IHSG bisa tumbuh 11,9%.
Contoh lainnya, valuasi indeks IDX80 berada di posisi 12,8 kali pada 2024. Namun dari sisi pertumbuhan EPS-nya masih lebih rendah ketimbang IHSG sebesar 10,3% pada tahun.
"Meskipun pertumbuhan EPS hanya 10,3% tetapi secara valuasi Indonesia berangkat dari posisi yang tidak mahal pada 2024," jelas Joezer.
Jika dilihat dari sisi capital inflow, investor asing masih mencatatkan net buy sepanjang tahun ini. Adapun per Selasa (30/1), investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 6,81 triliun.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memasang target IHSG berada di level 8.100. Ini bakal tercapai jika Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga dan kepastian hasil pemilu sudah terlihat.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,49% ke 7.192 Pada Selasa (30/1), GOTO, HRUM, MAPI Top Gainers LQ45
Target tersebut mengimplikasikan PE IHSG berada di level 14 kali. Dari sisi pertumbuhan EPS, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan akan bertumbuh di kisaran 5%–6%.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy menjelaskan posisi valuasi IHSG masih tergolong lebih rendah, jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya seperti India.
"Meskipun punya risk-free rate yang sama dan profitabilitas yang hampir sama tetapi valuasinya masih lebih rendah," kata dia.
Robertus bilang ketika Bank Indonesia melonggarkan kebijakan moneternya, hal itu bisa menjadi momentum bagi investor untuk lebih agresif. Adapun saham pilihan Mirae Asset Sekuritas masih ada di BBRI, BBCA, TLKM, ISAT, ASII, AMRT, HOKI, ACES dan MAPI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News