Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Untuk itu, Henan Putihrai Sekuritas mempertahankan DRMA dengan rekomendasi buy pada target harga Rp 750 per saham. Robertus melihat pertumbuhan berkelanjutan yang menjanjikan sejalan dengan ekspansi perusahaan untuk meningkatkan hasil.
DRMA juga tidak menutup kemungkinan adanya kepentingan dari pihak lain, termasuk Astra, untuk mengakuisisi sebagian sahamnya. Sebagai entitas induk DRMA, grup Triputra memiliki hubungan yang kuat dengan Astra.
Selain DRMA, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga dinilai akan diuntungkan oleh sentimen kendaraan listrik BUMN ini. Menurut Robertus, ADRO menyatakan bahwa perusahaan akan fokus untuk beralih dari batu bara ke renewable energy pada akhir dekade 2030.
Baca Juga: Instalasi PLTS Atap Kian Diminati Sektor Komersial dan Industri
Saat ini, ADRO melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan fokus mengembangkan 'Green Minerals' di proses upstream dan midstream. ADMR baru saja membeli PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) tahun lalu sebesar Rp 358,7 miliar. CITA memiliki bauksit mine. Bauksit dapat disuling menjadi aluminium.
Lalu, anak perusahaan ADMR, yakni Adaro Indo Aluminium (AIA) akan menjadi andalan transformasi ADRO yang berfokus pada energi terbarukan. AIA bakal mendapatkan keuntungan dari ini karena MetCoal Premium ADMR akan digunakan untuk peleburan aluminium yang merupakan salah satu bahan baku utama untuk memproduksi baterai EV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News