Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan rumah pertama tetap tinggi dan menyokong penjualan PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Meski pandemi belum reda, BSDE juga mulai gencar meluncurkan produk baru di akhir tahun ini.
Analis memproyeksikan tren penurunan suku bunga rendah akan mendukung pemulihan kinerja BSDE di tahun depan.
Pandemi yang membuat ekonomi tertekan memang berdampak negatif bagi kinerja BSDE. Hingga kuartal III-2020 pendapatan BSDE menurun 18,16% secara tahunan menjadi Rp 4,28 triliun.
Laba bersih emiten properti Grup Sinarmas ini juga merosot 79,76% menjadi Rp 469,56 miliar.
Baca Juga: BEI luncurkan indeks ESG Leaders, ini daftar sahamnya
Meski kinerja tidak luput dari penurunan, BSDE tetap berhasil catatkan pra penjualan yang lebih tinggi dari kompetitornya. Dalam sembilan bulan di tahun ini, BSDE melaporkan pra-penjualan sebesar Rp 4,71 miliar.
Angka tersebut memang menurun 11% secara tahunan. Namun, Joey Faustian Analis Sucor Sekuritas mengatakan dalam risetnya perolehan pra-penjualan BSDE di kuartal III-2020 justru jadi yang paling tinggi diantara kompetitornya.
Bahkan, secara kuartalan pra penjualan BSDE naik 63%, karena didukung oleh enam peluncuran produk baru.
Christopher Andre Benas Analis RHB Sekuritas mengamati BSDE berhasil torehkan pra-penjualan tertinggi karena produk mixed use BSDE seperti bangunan yang bisa dijadikan tempat tinggal sekaligus usaha banyak diminati. Apalagi, rumah dengan harga jual Rp 1 miliar-Rp 1,5 miliar banyak diminati oleh pembeli rumah pertama.
Baca Juga: Menguat 1,05%, IHSG tembus level 6.000 pada akhir perdagangan sesi I Senin (14/12)
Tak hanya itu, Andre juga melihat tipe rumah mewah yang BSDE tawarkan juga banyak peminatnya. "Harga tanah yang BSDE tawarkan cukup baik serta kesuksesan dari launching produk sebelumnya juga turut menyokong," kata Andre, Senin (14/12).
Sejak pandemi menyerang, Andre mengamati permintaan properti untuk jenis landed house justru mengalami peningkatan. Hal tersebut didukung oleh fenomena work from home (WFH) yang memungkinan orang untuk bekerja tanpa harus ke kantor bahkan bisa dari rumah saja.
Tren bekerja dari rumah, cafe, atau working space ini Andre proyeksikan akan berlanjut dan menyebabkan orang menyukai tinggal di landed house. Penjualan landed house BSDE pun berpotensi ramai peminat.
Di tahun ini, BSDE menargetkan pra penjualan sebesar Rp 7,2 triliun. Andre optimistis target tersebut akan tercapai di kuartal IV-2020 karena produk BSDE inovatif dan disukai pembeli.
BSDE juga gencar meluncurkan produk baru. Baru-baru ini, BSDE berhasil meluncnurkan proyek ruko baru dengan tingkat penerimaan 100% dan perolehan senilai Rp 140 miliar. Pada 20 Desember, BSDE juga berencana meluncurkan empat proyek baru di BSD City, Grand Wisata, dan Tangerang.
Andre melihat prospek kinerja BSDE akan membaik di tahun lagi. Apalagi, ditambah dengan kemunculan produk baru.
Sentimen lain yang mendukung sektor properti juga datang dari kenaikan harga komoditas, seperti batubara, nikel, dan CPO yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. "Jika pertumbuhan ekonomi terjadi maka bisa mendorong penjualan rumah," kata Andre.
Baca Juga: Sektor properti diprediksi membaik, cermati rekomendasi saham emiten properti ini
Tren suku bunga rendah juga menjadi katalis positif bagi BSDE. Hal ini bisa menyokong penjualan meski ekonomi harus membaik dahulu sebelum masyarakat memiliki dana untuk memberli properti. Di 2021, Andre memproyeksikan tipe properti rumah dengan harga jual di bawah Rp 2 miliar dan full funiesh akan tetap jadi primadona.
Aurellia Setiabudi, Annalis Maybank Kim Eng Sekuritas mencatat BSDE memiliki landbank seluas 2.000 hektare. Dalam risetnya, Aurellia mengatakan luas tanah tersebut bisa menjanjikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis BSDE tanpa harus memerlukan modal bisnis yang signifikan.
Secara valuasi Andre menilai harga saham BSDE masih atraktif. Namun, potensi kenaikan di tahun ini memang terbatas. Sementara, di 2021 sektor properti akan membaik. Andre masih merekomendasikan netral dan sedang upgrade target harga untuk BSDE.
Sedangkan, Aurellia mempertahankan rekomendasi buy untuk BSDE karena berhasil menjadi emiten properti yang memiliki ketahanan bisnis paling kuat di tengah pandemi. Target harga dari Aurellia di Rp 1.550 per saham. Kompak, Joey juga merekomendasikan buy di target harga Rp 1.200 per saham.
Selanjutnya: Summarecon (SMRA) dan Bumi Serpong Damai (BSDE) geber ekspansi di akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News