Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
BRMS mengalokasikan US$ 29 juta dari hasil rights issue tersebut untuk pembangunan pabrik pengolahan bijih emas berkapasitas 2.000 ton per hari. Kemudian, sebesar US$ 45 juta digunakan untuk pembangunan fasilitas pendukung pabrik dan pengeboran prospek emas di Gorontalo.
Untuk infrastruktur jalan tambang dan fasilitas pengolahan limbah, total investasi yang disiapkan sebesar US$ 34 juta. Sisa dana hasil PUT II akan digunakan untuk modal kerja.
Dessy Lapagu, analis Samuel Sekuritas memasang sikap bullish untuk BRMS. Fokus perusahaan untuk memperbaiki fundamental tercermin dari hasil kinerja.
Baca Juga: Ditopang penjualan emas, pendapatan BRMS melonjak di akhir September 2021
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BRMS mencatat kenaikan laba bersih hingga 154% secara tahunan menjadi US$ 6,2 juta. Kenaikan ini tak lepas dari kenaikan produksi emas 188,2% secara tahunan menjadi 98 kilogram (kg).
"Kami memperkirakan volume produksi emas BRMS akan meningkat jadi 37.000 oz tahun depan dan 55.000 oz pada 2023. Volume ini jauh lebih besar dibanding estimasi volume produksi tahun ini, 2.600 oz," terang Dessy dalam riset.
Mempertimbangkan prospek BRMS, ia merekomendasikan buy dengan target harga Rp 200 per saham. Meski begitu, produksi yang lebih rendah dari perkiraan dan perkembangan ekspansi yang lebih lambat tetap menjadi faktor risiko prospek ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News