Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana untuk menggenjot angka produksinya tahun depan. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan pihaknya memang belum menyelesaikan proyeksi anggaran kinerja untuk tahun 2022.
Namun, Dileep menilai cukup masuk akal bagi BUMI untuk merencanakan produksi sebesar 85 juta ton sampai 90 juta ton tahun depan. Sejumlah faktor seperti cuaca akan mempengaruhi produksi BUMI tahun depan.
Selain itu Dileep memperkirakan adanya faktor permintaan batubara yang lebih tinggi seiring pemulihan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dan kembali normalnya pasar China dan India.
Sebagai perbandingan, BUMI merevisi panduan produksi tahun ini sebesar 80 juta ton sampai 82 juta ton. Perubahan ini sebagian besar disebabkan karena faktor geopolitik dan pasar. Namun yang terpenting adalah faktor curah hujan yang sangat deras yang telah mempengaruhi tingkat produksi di sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Fluktuasi harga batubara pengaruhi penjualan Alfa Energi Investama (FIRE) di 2021
Dileep meyakini permintaan batubara tahun depan masih cukup panas. Permintaan energi listrik di pasaran akan meningkat terutama didorong prospek pemulihan pascapandemi hingga normalisasi pasar batubara. Selain itu, aspek pengamanan dari energi terbarukan yang andal untuk menggantikan bahan bakar fosil. Juga masih menjadi tantangan
“Prakiraan kondisi La Nina pada kuartal I-2022 dapat menghambat produksi yang berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan pasokan yang dapat meningkatkan harga batubara,” kata Dileep kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).
Institusi pemberi dana dan bank yang semakin menjauhi memberi pendaan untuk perusahaan batubara berpotensi membuat pasokan batubara akan tetap rendah.
BUMI cukup menikmati berkah kenaikan harga batubara. Hal ini tercermin dari kinerja per kuartal III-2021, dimana BUMI membukukan laba bersih senilai US$ 243,3 juta. Realisasi ini berbalik dari kondisi rugi bersih US$ 94,1 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi topline, emiten terafiliasi Grup Bakrie ini mengantongi pendapatan US$ 666,18 juta, naik 13,31% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni sebesar US$ 587,88juta.
Baca Juga: Link Net (LINK) incar pertumbuhan pendapatan high-single digit pada 2021 dan 2022
BUMI pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menyokong kinerja tahun ini, seperti meningkatkan produksi batubara berkualitas tinggi untuk meningkatkan realisasi kinerja hingga melakukan semua langkah optimasi biaya dan efisiensi.
Kemudian dengan memaksimalkan tingkat produksi, mempercepat pembayaran utang untuk mengurangi biaya bunga, hingga memaksimalkan keuntungan. “Kami mengutamakan pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri daripada untuk ekspor,” pungkas Dileep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News