Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memberikan klarifikasi mengenai isu perizinan di proyek tambang emas Poboya, Palu. Manajemen mengklaim sudah mengantongi persetujuan dari instansi pemerintah terkait aktivitas pernambangannya.
Adapun proyek tambang emas Poboya ini dikerjakan melalui anak usaha BMRS, PT Citra Palu Minerals (CPM).
Director & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat mengungkapkan CPM sedang menjalankan aktivitas penambangan dengan metode penambangan terbuka (open pit) di blok 1, Poboya, Palu. Selain itu, CPM juga sedang memulai pembangunan tambang bawah tanah (underground) pada wilayah tersebut. Proses pembangunan underground di tahap awal ini meliputi pembuatan box cut dan portal (pintu masuk ke mulut tambang), yang akan digunakan untuk pembuatan terowongan menuju bijih di lokasi penambangan bawah tanah.
Baca Juga: Bumi Resources (BRMS) Kerek Target Produksi Emas Jadi 75.000 Troy Ounce pada 2025
Herwin mengatakan, CPM sudah mengantongi persetujuan dari instansi pemerintah terkait dalam melakukan aktivitas penambangan terbuka dan bawah tanah.
Perizinan tersebut meliputi kontrak karya, persetujuan operasi produksi, persetujuan studi kelayakan, persetujuan lingkungan hidup (AMDAL), perizinan penggunaan bahan peledak, serta izin-izin lainnya untuk pengoperasian tambang terbuka dan bawah tanah tersebut.
Menurut Herwin, CPM telah melakukan analisa atas dampak lingkungan dalam kegiatan penambangannya. CPM juga sudah memperoleh persetujuan lingkungan hidup berdasarkan Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan mengenai kelayakan lingkungan hidup, rencana penambangan, dan pengolahan emas di blok 1, Poboya, Mentikulore, Sulawesi Tengah.
"Seluruh rangkaian kegiatan penambangan dan pengolahan yang dilakukan oleh CPM dilaksanakan berdasarkan studi-studi lengkap, dan dijalankan oleh para tenaga ahli dengan teknologi terkini. Oleh karenanya dampak kegiatan perusahaan dapat diminimalkan serendah mungkin," ungkap Herwin dalam keterangan tertulis yang disiarkan Rabu (12/2).
Secara prinsip, imbuh Herwin, seluruh kegiatan penambangan oleh CPM dilakukan berdasarkan perizinan dari pemerintah dan dilakukan berdasarkan prinsip good mining practice.
"Kegiatan penambangan, dan pengoperasian fasilitas pemrosesan bijih emas oleh CPM masih terus berlangsung dan diharapkan dapat menunjukkan peningkatan di tahun 2025 dari tahun sebelumnya," tandas Herwin.
Baca Juga: Didukung Produksi dan Harga Emas, Simak Rekomendasi Saham Bumi Resources (BRMS)
Sebelumnya, dikabarkan telah terjadi penyegelan kantor operasional anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM) akibat aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat. Sekelompok warga yang mengatasnamakan Front Pemuda Kaili menyampaikan protes terhadap aktivitas pertambangan CPM.
Mereka menduga bahwa operasi pertambangan tersebut dapat merusak ekosistem sungai, menyebabkan penurunan muka tanah, dan berisiko tinggi karena berada di kawasan rawan gempa.
Target BRMS pada 2025
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, BRMS membidik produksi emas di level 75.000 ons troi pada tahun ini. Angka ini melonjak dari produksi tahun lalu. Produksi emas BRMS pada tahun 2024 mencapai target di level 55.000 - 60.000 ons troi.
Di luar fluktuasi harga komoditas emas, BRMS memiliki sejumlah fokus dan agenda ekspansi pada tahun ini. Pertama, BRMS sedang menggarap fasilitas pengolahan bijih emas ketiga di Palu. Pabrik emas dengan metode heapleach ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal I-2025.
Baca Juga: Miliki Cadangan Emas Berkadar Tinggi di Palu, Begini Rekomendasi Saham BRMS
Kedua, BRMS juga sedang mengerjakan proyek fasilitas emas heapleach di Gorontalo, yang ditargetkan bisa mulai beroperasi pada Juni tahun 2026. Ketiga, BRMS akan menggarap proyek tambang emas bawah tanah di Palu, dengan target bisa beroperasi pada semester II-2027.
Keempat, selain tambang emas di Palu dan Gorontolo, BRMS juga akan melakukan aktivitas pemboran dan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan tembaga di Gorontalo. Aktivitas pemboran dan eksplorasi juga akan dilakukan BRMS pada aset emas anak usahanya di Banten dan Aceh.
Guna memuluskan berbagai agenda ekspansi tersebut, BRMS pun sedang proses final untuk meraih fasilitas pembiayaan dari pihak ketiga.
"Di Kuartal I-2025 ini kami akan menyampaikan informasi detail terkait fasilitas pinjaman yang akan kami dapatkan," tandas Herwin.
Selanjutnya: Manajemen Unilever Indonesia (UNVR) Buka Suara Soal Anjloknya Harga Saham
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Spesial Valentine 13-19 Februari 2025, Silver Queen Lebih Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News