Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Grup Bakrie kini boleh bernafas lega. Proses transaksi pemisahan investasi (separation transaction) dengan Asia Resource Minerals Plc (ARM) yang telah berjalan sekitar 13 bulan akhirnya selesai dengan happy ending bagi grup usaha kontroversial tersebut.
Berdasarkan pernyataan di situs resmi ARM, Selasa (25/3), Nick von Schirnding, Chief Executive Officer ARM menuturkan, dua transaksi yang merupakan bagian dari separation telah resmi efektif.
Dua transaksi itu adalah, pertama, pembelian kembali (buyback) 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) oleh Grup Bakrie senilai US$ 501 juta dari ARM. Kedua, jual-beli 23,8% saham ARM milik Grup Bakrie kepada unit usaha Samin Tan, Ravenwood Acquisition Company Limited (RACL).
Artinya, Samin Tan, kini, menjadi pemilik mayoritas ARM dengan kepemilikan 47,6% saham. Sebelum kehadiran RACL, Samin Tan telah lebih dulu menguasai 23,8% saham ARM melalui PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN).
"Saya dengan berbahagia mengumumkan bahwa kami telah berhasil menyelesaikan separation (transaction)," kata von Schirnding dalam keterangan resmi, Selasa (25/3). Penyelesaian ini bakal menjadi titik tolak ARM untuk melakukan restrukturisasi secara menyeluruh.
Nick Salmon, Direktur Independen Senior ARM menyatakan, perusahaan akan kembali berupaya untuk memulihkan value bagi para pemegang saham. Salah satu bentuknya adalah ARM akanmengembalikan dana US$ 400 juta dari hasil penjualan BUMI kepada para pemegang saham.
Poin lain yang bakal menjadi perhatian manajemen ARM adalah menyelesaikan arbitrase atas mantan Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Rosan Perkasa Roeslani.
Kedua belah pihak memang terlibat perseteruan atas dana senilai US$ 173 juta milik BRAU. ARM menilai Rosan telah menyelewengkan dana tersebut semasa memimpin perusahaan tambang itu dan sepantasnya mengembalikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News