Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memprediksi masih belum akan ekspansi di tahun depan.
BUMI bakal fokus ke penyelesaian utangnya yang mencapai US$ 3,98 miliar.
Tahun depan, BUMI hanya akan menganggarkan belanja modal US$ 50 juta hingga US$ 100 juta, sama dengan tahun ini.
Dana belanja modal itu akan diperoleh dari kas internal BUMI.
"Belanja modal masih akan digunakan untuk maintanance dan operasional. Belum ada ekspansi," ujar Direktur Keuangan BUMI, Andrew Beckham di Jakarta, Jumat (2/10).
BUMI harus berhemat lantaran perlu menyediakan arus kas yang lancar. Andrew berharap harga batubara bisa pulih di tahun depan.
Tahun depan, BUMI berencana mengurangi utangnya dari US$ 3,98 miliar menjadi US$ 1,2 miliar.
Mayoritas utang tersebut akan dibayar dengan new senior secured facility, konversi ke saham dan obligasi wajib konversi.
"Kalau berjalan lancar, kami akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Desember," imbuh Andrew.
Sehingga, perseroan berharap proses restrukturisasi bisa selesai pada Januari mendatang.
BUMI juga masih belum bisa memastikan kepastian penjualan saham anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk (BUMI) kepada China Investment Corporation (CIC).
"Kami masih harus menunggu proposal ini disetujui," ujarnya.
Perseroan juga berencana mengkonversi sebagian utang senior notes yang senilai total US$ 1,61 miliar dari kreditur bilateral.
Restrukturisasi utang BUMI harus segera dilakukan untuk menghindari gagal bayar alias default.
Apalagi, kondisi komoditas batubara terus melorot. Tahun lalu BUMI sudah mengurangi utang sebesar US$ 950 juta.
Sebagai informasi, pada laporan keuangan Semester I-2015, BUMI mencetak rugi bersih mencapai US$ 566,24 juta.
Pada periode yang sama tahun lalu, BUMI masih bisa membukukan laba bersih sebesar US$ 130 juta karena ada laba dari penjualan aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News