kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Rapor Bumi kebakaran hebat


Selasa, 01 September 2015 / 06:31 WIB
Rapor Bumi kebakaran hebat


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rapor PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih merah. Kerugian produsen batubara milik Grup Bakrie ini semakin besar. Di semester I-2015, BUMI menderita kerugian bersih US$ 566,24 juta atau Rp 7,93 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Di periode sama tahun lalu, BUMI masih meraup laba bersih US$ 130 juta, karena ada laba dari penjualan aset. Kerugian BUMI di separuh pertama tahun ini bermula dari anjloknya pendapatan sebesar 41,26% year on year (yoy) menjadi US$ 21,49 juta.

Mengacu laporan keuangan 30 Juni 2015 yang dipublikasikan kemarin, beban pokok pendapatan BUMI memang menurun. Namun, emiten ini masih mencetak beban bunga dan keuangan akibat utang US$ 279,8 juta. Belum lagi, ada pos penurunan nilai aset US$ 212,32 juta yang membuat bottom line BUMI mengkerut.

Lalu, ada beban lain-lain senilai US$ 166,8 juta. Beban ini berasal dari utang dollar AS pihak berelasi. Itu merupakan utang tanpa bunga dan tidak memiliki jangka waktu pembayaran tetap. Nilainya US$ 521 juta atau 9,16% dari total kewajiban BUMI.

Sampai laporan keuangan ini diterbitkan, BUMI belum berhasil merestrukturisasi utangnya. Tahun lalu, BUMI sempat menjual beberapa asetnya demi mencicil pembayaran utang. Namun, sampai sekarang total kewajiban BUMI belum juga berkurang.

Per Juni 2015, ada liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun sekitar US$ 3,5 miliar. Jika ditotal, liabilitas BUMI malah naik menjadi US$ 5,6 miliar, dari akhir tahun lalu US$ 5,3 miliar. Sementara total aset BUMI sebesar US$ 4,3 miliar. Alhasil, BUMI membukukan ekuitas negatif atau defisiensi modal US$ 1,3 miliar. Defisiensi modal itu membengkak dari sebelumnya US$ 733 juta.

Sebelumnya, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan bahwa salah satu opsi restrukturisasi yang dikaji BUMI adalah dengan mencari investor strategis untuk membantu BUMI menyelesaikan utang. BUMI juga membuka peluang untuk menukar saham dengan utang. Sampai kemarin, harga saham BUMI masih anteng di level gocap alias Rp 50 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×