Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana merestrukturisasi sebagian besar utangnya. Perusahaan milik Grup Bakrie ini memiliki total utang senilai US$ 3,9 miliar. Perseroan mengajukan revisi proposal untuk merestrukturisasi utangnya tersebut.
Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI mengatakan, BUMI sudah melakukan rapat dengan para kreditur di Singapura pada Senin (28/9) ini. Dalam pertemuan itu, BUMI meminta persetujuan untuk restrukturisasi utangnya yang akan disetujui pada 22 Oktober mendatang.
Dalam proporsal itu, berkaca dari arus kas BUMI, perseroan akan tetap mempertahankan utang senilai US$ 1,2 miliar atau setara dengan 42,3% dari total utang pokok BUMI. Opsi restrukturisasi itu antara lain dengan mengkonversi utang dari China Investment Corporation (CIC) menjadi saham BUMI.
BUMI memiliki utang dari lima kreditur utama. Pertama, adalah utang dari Axis Bank senilai US$ 141 juta. Sebagian besar utang Axis bakal dibayarkan dengan menjual aset BUMI di Fajar Bumi Sakti (FBS). Lalu sisanya juga akan dibayarkan.
Nah, utang dari CIC dan CDB mencapai US$ 1,76 miliar. Sebesar US$ 407 juta akan dibayarkan dengan menukar utang dengan saham BUMI. Lalu, BUMI memiliki utang obligasi dari anak usahanya di Singapura, nilainya mencapai US$ 1,6 miliar. Utang ini juga akan dikonversi menjadi saham.
Lalu, convertible bond BUMI senilai US$ 410 juta, sebelumnya sudah mendapat perpanjangan penangguhan utang selama lima bulan oleh Pengadilan Singapura.
Dileep bilang, restrukturisasi utang BUMI harus segera dilakukan untuk menghindari gagal bayar alias default. Apalagi, kondisi komoditas batubara terus melorot. Sebelumnya, Dileep mengklaim, tahun lalu BUMI sudah mengurangi utang sebesar US$ 950 juta. Harapannya, jika restrukturisasi ini tuntas, utang BUMI bisa berkurang setengahnya.
Sebagai informasi, pada laporan keuangan Semester I-2015, BUMI mencetak rugi bersih mencapai US$ 566,24 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, BUMI masih bisa membukukan laba bersih sebesar US$ 130 juta karena ada laba dari penjualan aset.
Kerugian BUMI di medio pertama tahun ini bermula dari anjloknya pendapatan sebesar 41,26% year on year (yoy) menjadi US$ 21,49 juta. Beban pokok pendapatan BUMI memang menurun. Tetapi, BUMI masih membukukan beban bunga dan keuangan akibat utang sebesar US$ 279,8 juta. Belum lagi, ada pos penurunan nilai aset sebesar US$ 212,32 juta yang membuat bottom line BUMI mengkerut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News