kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BUMI akan kurangi utang US$ 2 miliar


Rabu, 16 Oktober 2013 / 06:30 WIB
BUMI akan kurangi utang US$ 2 miliar
ILUSTRASI. Jadwal Lengkap MSC 2022 Day 1 & 2 (11-12 Juni 2022), Ini Link Nonton Live Streaming


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memutar otak lebih keras untuk menyelesaikan utang yang memasuki masa jatuh tempo. Emiten batubara ini mengklaim akan melanjutkan pembayaran utang seperti yang telah dilakukan dengan China Investment Corporation (CIC) pada pekan lalu.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, menyatakan, BUMI akan kembali membayar utang senilai US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar. "Targetnya dituntaskan dalam satu tahun ke depan, mulai dari kuartal IV 2013," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini.

Dileep tidak merinci utang dari mana saja. Per 30 Juni 2013, tanggungan utang BUMI memang masih sangat banyak, yakni mencapai US$ 6,98 miliar dari beberapa kreditur besar.

Ada beberapa jurus ditempuh BUMI untuk membayar utang US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar itu. Dileep menyatakan, BUMI akan kembali mengonversi utang menjadi saham alias debt-to-equity swap dan penambahan ekuitas baru, misalnya rights issue.

Jurus ini juga dipakai BUMI untuk membayar utang US$ 1,78 miliar kepada CIC. Pokok utang ke CIC senilai US$ 1,3 miliar, BUMI akan membayar dengan 19% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) bernilai US$ 950 juta, dan 42% saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) senilai US$ 257,4 juta. Tapi valuasi nilai KPC dan BRMS itu baru asumsi awal dari pihak BUMI.

Nilai wajar final dua entitas ini masih dihitung penilai independen yang ditunjuk BUMI dan CIC. BUMI akan menambah pembayaran utang dengan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) US$ 150 juta.

Namun, manajemen BUMI belum menyebutkan jumlah saham baru yang akan diterbitkan. "Kami akan merilis informasi tambahan sesuai dengan peraturan yang berlaku," lanjut Dileep.

Masih akan disuspen

Ketidakjelasan rencana rights issue ini menjadi perhatian dari otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, BUMI menyampaikan informasi ini sepotong-potong sehingga memunculkan spekulasi di pasar saham. "Maka dari itu kami suspensi dulu BUMI dan BRMS sembari meminta penjelasan lebih lanjut," kata Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, akhir pekan lalu.

Produsen batubara ini harus membayar utang dengan cara tersebut lantaran posisi kas dan setara kas BUMI hingga 30 Juni 2013 hanya US$ 89,16 juta. Namun, Dileep menyatakan, skema seperti ini bisa meningkatkan peluang BUMI menjalin kerjasama dengan investor strategis baru. "Akses untuk meraih sumber pendanaan baru yang lebih kompetitif juga menjadi terbuka lebar," terang dia.

BUMI juga ingin meningkatkan pendapatan dengan memacu volume penjualan batubara. Namun, harga jual batubara tengah anjlok. Akibatnya, pendapatan BUMI tetap menyusut dari US$ 1,94 miliar menjadi US$ 1,85 miliar di semester I-2013. BUMI juga masih menderita rugi bersih sebesar US$ 248,59 juta.

Karena itu, dari 12 analis di Bloomberg sembilan di antaranya merekomendasikan sell saham BUMI, tiga lainnya menyarankan hold. Konsensus para analis, target harga BUMI hingga 12 bulan ke depan Rp 419 per saham.

Tak hanya itu, sejauh ini dua lembaga rating yang sudah menurunkan peringkat utang BUMI. Akhir pekan lalu Moody's yang menurunkan dari Caa1 menjadi Ca. Pekan ini, giliran S&P memotong rating BUMI dari CCC menjadi CC. Bahkan, S&P akan menggunting lagi rating BUMI lebih rendah menjadi SD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×