Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank emas alias bullion bank resmi hadir di Indonesia. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dan PT Pegadaian (Persero) kini memiliki layanan bullion bank, usai diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (26/2).
Kehadiran bullion bank berpotensi memoles kinerja emiten emas. Sejumlah emiten pun menyambut dan siap berkontribusi dalam ekosistem bullion bank. Di antaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).
Direktur Utama Antam Nico Kanter mengungkapkan keikutsertaan dalam program ini merupakan bagian dari komitmen ANTM mendukung ekosistem investasi emas yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Nico bilang, keberadaan bullion bank bisa semakin memperluas cakupan layanan emas.
Baca Juga: Bullion Bank Resmi Diluncurkan, Begini Tanggapan OJK
Layanan tersebut mencakup simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, hingga penitipan emas. Nico mengatakan, ANTM telah menjalin kerja sama strategis dengan Pegadaian dan BSI, baik dalam distribusi produk emas fisik maupun emas digital.
"Pegadaian dan BSI adalah mitra utama kami, sebagai pelanggan wholesale dan korporat. Kami juga akan mendukung penuh ekosistem bullion bank untuk jual beli emas fisik digital,” ujar Nico dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2).
Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda optimistis Bullion Bank Indonesia dapat menjadi game changer untuk memaksimalkan nilai ekosistem emas di Indonesia. HRTA menargetkan bisnis dari bullion bank bisa berkontribusi sekitar 20% - 30% terhadap total pendapatan konsolidasian pada 2025.
Secara volume, HRTA menargetkan penjualan bullion sebanyak 500 kilogram per bulan.
"HRTA berkomitmen untuk bisa menjadi salah satu partner utama penyedia emas batangan bullion bagi para pelaku Bullion Bank di Indonesia," kata Thendra kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Baca Juga: Dua Anak Usahanya Jadi Bank Emas, Ini Respon Bos BRI
Rekomendasi Saham:
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi memprediksi kehadiran bullion bank bisa membawa sentimen positif bagi emiten yang bergerak di bisnis komoditas emas.
Bullion bank berpotensi mendongkrak frekuensi perdagangan emas, yang kemudian akan ikut mengerek permintaan emas yang diproduksi oleh emiten.
"Emiten tambang emas atau yang mempunyai produk emas dapat bekerja sama dengan bullion bank untuk melakukan hedging guna mengurangi risiko fluktuasi harga," kata Imam kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menambahkan, bullion bank bisa meningkatkan likuiditas serta efisiensi pasar emas dalam negeri.
Bullion bank diharapkan membuat transaksi akan lebih terstruktur dan regulasi perdagangan menjadi lebih jelas, sehingga meningkatkan kepercayaan investor.
Baca Juga: Laba Vale Indonesia (INCO) Turun di 2024, Cek Prospek Kinerja & Rekomendasi Sahamnya
"Namun, perlu dicermati dampak nyata dari kebijakan ini masih bergantung pada implementasinya serta bagaimana mekanisme operasional akan berjalan," ujar Ekky.
Ekky menaksir dampak dari peresmian bullion bank terhadap pergerakan saham emiten masih belum berdampak signifikan.
Dalam jangka pendek, sentimen yang lebih berpengaruh adalah pergerakan harga emas yang terkoreksi setelah mendaki cukup tinggi.
"Namun dalam jangka panjang, kehadiran bullion bank berpotensi menjadi katalis positif bagi industri emas nasional. Terutama dalam meningkatkan transparansi, efisiensi, serta likuiditas pasar emas domestik," terang Ekky.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer sepakat, dalam jangka pendek dampak peresmian bullion bank terhadap pergerakan saham emiten emas masih cenderung netral. Pelaku pasar masih akan mencermati implementasi kebijakan dan operasional dari bullion bank.
Baca Juga: Dapat Izin Bullion, Pegadaian Targetkan Outstanding Loan Produk Emas Naik 28% di 2025
Jika berjalan efektif sesuai harapan, maka kepercayaan investor akan meningkat.
"Dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap emas sebagai aset investasi, outlook jangka panjang sektor ini tetap positif," imbuh Miftahul.
Sebagai pilihan trading maupun investasi, Miftahul merekomendasikan hold saham HRTA untuk target harga Rp 575. Ekky turut melirik saham HRTA yang masih menarik dikoleksi untuk target harga Rp 640 per saham.
Secara fundamental maupun katalis positif dari prospek permintaan dan harga emas, Ekky juga merekomendasikan saham ANTM dengan target harga Rp 2.000 - Rp 2.200.
Sementara Imam menyarankan buy on pullback ANTM pada area Rp 1.540 - Rp 1.560 untuk target harga di Rp 1.765 dan stoploss jika turun ke level Rp 1.535 per saham.
Selanjutnya: Sumber Alfaria (AMRT) Optimistis Penjualan Naik Dua Kali Lipat di Ramadan dan Lebaran
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (27/2), Cerah Hingga Hujan Petir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News