Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Memasuki bulan keempat, kinerja sektor semen belum mampu bangkit. Di bulan April 2015, penjualan semen hanya naik 1% year on year (yoy) menjadi 4,5 juta metrik ton (MT). Namun jika dibanding bulan sebelumnya, angka tersebut naik 3%.
Semen Merah Putih yang baru tahun ini masuk Asosiasi Semen Indonesia sudah memberi kontribusi signifikan terhadap kenaikan penjualan semen. Pasalnya, jika tanpa memasukkan Semen Merah Putih, penjualan semen bulan April turun 3% yoy.
Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S Bambang menyebutkan, secara keseluruhan penjualan semen selama 4 bulan pertama tahun 2015 turun 3% yoy menjadi 18 juta MT. Jika mengecualikan Semen Merah Putih, penjualan selama 4 bulan pertama turun 5% yoy. "Penjualan semen sepanjang tahun ini bisa flat jika permintaan tidak menunjukkan perbaikan dalam waktu dekat," ujar Liliana dalam riset (12/5).
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat penjualan yang lebih baik dari para pesaingnya. Di bulan keempat tahun ini, penjualan SMGR hanya turun 3% yoy menjadi 8 juta MT. Sementara penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 7% yoy menjadi 5,2 juta MT. Kemudian penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) turun 6% yoy menjadi 2,5 juta MT.
Menurut Liliana, permintaan yang lemah membuat perusahaan menawarkan strategi marketing di beberapa daerah. Diantaranya dengan memberi tas atau perhiasan emas gratis pada pembelian dengan jumlah tertentu. Pasalnya, perusahaan lebih suka menghindari perang harga. "Tetapi kami menilai perang harga sulit dihindari jika permintaan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan," lanjutnya.
Sejak dua kuartal terakhir, SMCB dan INTP sudah menambah kapasitas produksi semen. SMCB mengoperasikan pabrik pabrik baru di Tuban, sednagkan INTP di Citereup. Liliana menyatakan tidak ada katalis baru untuk semen tahun ini, terutama pada peningkatan proyeksi laba. Liliana merekomnedasikan buy untuk SMGR dan INTP dengan target harga masing - masing Rp 16.500 dan Rp 27.000 per saham. Untuk SMCB, Liliana merekomendasikan neutral dengan target Rp 2.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News