Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
Hal ini diindikasikan dari berkurangnya permintaan batubara dari pasar ekspor maupun domestik. Menyikapi hal tersebut, saat ini emiten konstituen Indeks Kompas100 tersebut sedang mempersiapkan revisi target dan racikan strategi yang tepat guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang diprediksi akan terjadi ke depan.
Meski demikian, Hadis masih memberi sinyal belum ada perubahan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex).
“Saat ini kami sedang melakukan kalkulasi ulang terhadap rencana produksi dan penjualan tahun 2020 ini dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul akibat dari semakin meningkatnya penyebaran wabah Covid-19 ini. Namun untuk capex kemungkinan cenderung tidak berubah,” sambung dia.
Baca Juga: Dua faktor ini bikin saham Bukit Asam (PTBA) semakin atraktif
Sebagai gambaran, awalnya PTBA merencanakan produksi batubara sebesar 30,3 juta ton hingga akhir 2020 atau naik 4% dari realisasi tahun sebelumnya. Target angkutan pada 2020 ditargetkan menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13% dari realisasi angkutan kereta api tahun lalu.
Sedangkan untuk volume penjualan batubara,tahun ini PTBA menargetkan untuk menjual 29,9 juta ton, yang terdiri dari penjualan batubara domestik sebesar 21,7 juta ton dan penjualan batubara ekspor sebesar 8,2 juta ton. Jumlah ini meningkat 8% dari realisasi penjualan batubara pada akhir 2019.
Untuk tahun 2020, PTBA menganggarkan capex sebesar Rp4,0 triliun. Sebanyak Rp3,8 triliun untuk investasi pengembangan dan Rp228,9 miliar untuk investasi rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News