kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua faktor ini bikin saham Bukit Asam (PTBA) semakin atraktif


Kamis, 30 April 2020 / 16:14 WIB
Dua faktor ini bikin saham Bukit Asam (PTBA) semakin atraktif
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). Pelemahan harga batubara ditambah sentiment penyebaran Covid-19 dipercaya akan menekan kinerja


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga batubara ditambah sentimen penyebaran Covid-19 dipercaya akan menekan kinerja emiten batubara, salah satunya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Selain itu, cuaca buruk juga menjadi kendala bagi operasional Bukit Asam.

Dalam risetnya, Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan per kuartal I-2020, PTBA mencatatkan produksi batubara yang lebih rendah, yaitu 5,5 juta ton (-3,6% year-on-year/yoy). Cuaca buruk yang terjadi di daerah konsesi pertambangan memukul produksi batubara PTBA utamanya dalam dua bulan pertama tahun 2020.

Baca Juga: Penurunan harga batubara bikin laba bersih Bukit Asam (PTBA) turun 20,5% di kuartal I

Selain itu, mengingat harga batubara yang terus melemah, emiten pelat merah ini memutuskan untuk memberikan panduan yang lebih rendah terhadap harga jual rata-rata atau average selling price (ASP), yakni Rp740.000 - 744.000 per ton untuk kuartal I-2020 (ASP pada kuartal I-2019 senilai Rp 772.000 per ton).

Dengan asumsi tersebut, Stefanus memproyeksikan laba bersih PTBA bisa menurun pada kuartal I-2020. Benar saja, hari ini PTBA mengumumkan laporan keuangannya untuk periode kuartal I-2020 dengan hasil pendapatan dan laba bersih yang lebih rendah dari tahun lalu.

Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun, turun 4,01% secara year-on-year. Sementara itu, laba bersih PTBA turun 20,5% menjadi Rp 903,24 miliar.

Sementara itu, Covid-19 mulai memengaruhi penjualan batubara pada pertengahan Maret 2020 karena adanya aksi lockdown di India. Di sisi lain, negara ini menyumbang sekitar 10% dari volume penjualan PTBA pada tahun 2019.

Baca Juga: Hari ini 20 Gerai Matahari dibuka kembali, saham LPPF naik tipis 2,09%

“Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan berupaya untuk menjual batubara ke pasar lain seperti Taiwan, Korea Selatan dan Jepang. Namun, dengan adanya Covid-19 diperkirakan akan semakin melunakkan permintaan batubara global dan domestik pada kuartal mendatang,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (24/4).

Sebelumnya, PTBA mengindikasikan bahwa emiten tambang batubara ini akan membagikan dividen dengan rasio pembayaran antara 75% - 80% dari laba bersih 2019. Adapun rasio pembayaran atau Dividend Payout Ratio (DPR) akan ditentukan pada rapat umum pemegang saham (RUPS) berikutnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×